Ilmuwan Jepang menemukan cara baru agar tanaman bisa menyerap lebih banyak CO2 atau karbondioksida. Inovasi ini diklaim bisa membantu menurunkan dampak pemanasan global dan meningkatkan produksi makanan.
Tim dari Kyoto University menemukan bahwa merendam biji kecambah tanaman dalam cairan solusi protein bernama stomagen dapat meningkatkan jumlah pori-pori, atau stomata daun yang menghirup CO2 dan melepaskan oksigen. "Jumlah pori yang lebih banyak menandakan ada banyak jendela tempat masuk karbondioksida carbon dioxide. Ini berkontribusi merendahkan kepadatan massa gas CO2 di udara," kata ketua penelitian Ikuko Hara-Nishimura, seperti dikutip dari AFP, Jumat 11 Desember 2009. Efek lainnya adalah tumbuhan akan menghasilkan zat tepung lebih banyak saat fotosintesis, yaitu sebuah proses dimana tanaman hijau memanfaatkan CO2 dan air untuk memproduksi gula dan senyawa organik lainnya. "Hal ini membuat tumbuhan memproduksi lebih banyak buah atau makanan dan bahan lain yang berguna untuk biofuel," kata Hara-Nishimura. Dalam eksperimen tersebut, Hara-Nishimura dan timnya menggunakan kuntum daun tumbuhan thale cress atau dalam nama ilmiahnya Arabidopsis. Tumbuhan tersebut memiliki jangka waktu hidup yang pendek, hanya dua bulan dan umumnya sering digunakan sebagai tumbuhan eksperimen dalam bidang biologi. Setelah direndam dalam konsentrasi cairan stomagen, jumlah pori-pori Arabidopsis bertambah banyak. Jumlah pori-pori maksimal mencapai empat kali dari jumlah pori-pori Arabidopsis yang tidak direndam dalam stomagen. Peningkatan jumlah pori-pori idealnya mencapai dua hingga tiga kali lebih banyak dari pori-pori normal. Sayangnya, stomagen yang diperlukan untuk membuat lebih banyak pori membutuhkan biaya produksi kimia yang cukup mahal. Untuk itu, Hara-Nishimura dan timnya pun berusaha membuat stomagen yang lebih murah dan mudah tersedia di pasaran. Untuk menumbuhkan banyak pori pada tanaman, selain merendam benihnya di stomagen, ada cara alternatif lain yaitu memodifikasi tanaman secara genetik agar memiliki lebih banyak pori-pori.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar