NASA akan menggunakan teknologi terbarunya dalam sistem pemantauan cuaca luar angkasa. Sistem iSWA akan membantu peneliti mempelajari lebih jauh tentang fenomena luar angkasa.
Peneliti di Pusat Penerbangan Luar Angkasa Goddard berhasil meluncurkan sistem analisis cuaca ruang angkasa terintegrasi ( iSWA ) teknologi terbaru dan alat paling kuat. Menurut para peneliti, iSWA dapat menjalankan berbagai instruksi terkustomisasi untuk memonitor cuaca luar angkasa dan juga kondisi cuaca saat ini dan masa lalu. Baik analisis heliosfer matahari, informasi Administrasi Atmosfer Laut Nasional ( NOAA ), Pusat Observasi Heliosfer dan Tata Surya dan satelli STEREO NASA. Sistem analisis data cuaca ruang angkasa iSWA menawarkan level kustomisasi unik dan fleksibel untuk perawatan, modifikasi dan menambahkan alat baru dan produk data ketika tersedia, ujar Kepala Pengembang sistem iSWA Goddard NASA Marlo Maddow. Idealnya, sistem iSWA ini akan mampu membantu melihat ke dalam keluaran massa koronal ( CME ), awan yang terbentuk dari gas magnetik dan elektrik, yang keluar dari dalam matahari dalam kecepatan hingga 1300 mil per detik. Sistem iSWA juga memberikan kemampuan kepada astronom amatir untuk menggunakan data iSWA, mengkoleksi informasi dan sumber lainnya. Jika digunakan secara optimal, maka astronom amatir akan mampu mempelajari cuaca angkasa dan indikasi dari NASA. Selain itu peneliti juga mampu mempelajari kondisi permukaan Bumi hingga ke lapisan magnetosfer, yakni medan magnet yang bertanggung jawab melindungi Bumi, sejalan dengan kondisi cuaca yang ada di Matahari.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar