Tampilkan postingan dengan label Astronomy. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label Astronomy. Tampilkan semua postingan

Minggu, 26 Februari 2012

Mantan Presiden AS Akui Bertemu Alien

Kisah mantan Presiden Amerika Serikat (AS) Dwight D. Eisenhower ini terus bergulir di antara komunitas UFO selama bertahun-tahun. Ia mengaku tiga kali bertemu ET atau alien. Eisenhower mengaku kisah ini
nyata adanya. Ia bertemu alien di markas angkatan udara di New Mexico. Tak ada bukti definitif untuk memastikan kisah presiden bertemu alien ini. Namun, menurut mantan konsultan Pentagon Timothy Good, Eisenhower dan pejabat FBI akan menggelar pertemuan itu di Holloman Air Force Base.



Alien melakukan kontak formal dan informal dengan ribuan orang di seluruh dunia,” katan pria yang juga merupakan penulis, dosen dan mantan konsultan kongres itu. Good mengklaim pemerintah dunia memang melakukan kontak dengan alien selama bertahun-tahun. Mantan presiden ini sendiri mengaku bertemu alien untuk pertama kalinya pada Februari 1954, di Palm Springs, California.


Hal tersebut diperkuat video pernyataan mantan perwakilan New Hampshire Henry McElroy mengenai pertemuan rahasia Eisenhower itu. Meski ia mengaku tak bisa menentukan tempat dan waktu pertemuan, ia yakin ada pertemuan dengan ‘astronot' dari dunia lain’ itu. [mor-inilah-modf.]

Senin, 16 Januari 2012

Menjelajah tata surya dengan kecepatan cahaya

Pernah membayangkan seperti apa melancong ke tata surya di kecepatan cahaya ? Kini, video menampilkan pengalaman tersebut via hukum relativitas Einstein bisa dicoba. Fisikawan Paul Altin dari Australian National University berhasil
membuatvideo ini dengan kecepatan luar biasa. Tur akan di 18 ribu km di atas Bumi, karena kecepatan sangat ekstrim, warna di tata surya berubah dengan cepat di sekitar kita.


Pesawat virtual ini bergerak 15% dari kecepatan cahaya atau mencapai 160,9 juta km/jam. Altin memaparkan, laut di Bumi berubah hijau, benua menjadi merah dengan latar bintang serta terjadi pergeseran spektrum ke warna merah.


Saat mencapai kecepatan cahaya, segala sesuatu menjadi hanya satu cahaya terang kemudian melambat hingga setengah kecepatan cahaya untuk melihat Mars. Seperti Bumi, warnanya juga berubah menjadi biru terang pada awal kemudian hijau dan oranye kemudian hitam. Untuk merasakan bagaimana pengalaman tersebut, saksikan videonya dibawah ini. [mor-inilah-modf.]

Minggu, 20 November 2011

Penampakan Alien di Brazil Diklaim Asli

Alien terlihat di hutan hujan Brazil dan sekelompok anak-anak berhasil merekamnya. Video ini diklaim merupakan video asli. Seperti apa? Video ini pertama muncul di All News Web dan dibawakan Mike Cohen di internet. Media itu sendiri dijuluki sebagai "layanan berita
antar angkasa satu-satunya di dunia". Video ini sendiri merupakan hasil rekaman turis Inggris yang sedang berkunjung ke hutan Amazon.





“Video ini merupakan contoh artefak di mana Anda melihat video dan melihat sesuatu yang tak seharusnya ada disana,” ungkap kepala analis foto dan video Marc Dantonio dari organisasi UFO tebesar dunia, Mutual UFO Network ( MUFON ). Tak hanya itu, menurut The Sun, terdapat cahaya biru muncul tepat di sebelah alien itu. “Video ini sangat sulit dibantah. Nampaknya alien tertarik dengan wilayah ini karena keanekaragaman biologinya,” ujar Cohen. [mor-inilah-modf.]

Jumat, 09 September 2011

Bukti dari Pendaratan Manusia di Bulan

Pernahkah manusia mendarat di Bulan? Itu pertanyaan yang bertahun-tahun lamanya muncul dan diperdebatkan oleh mereka yang mempercayai teori konspirasi. Tapi apakah foto-foto terbaru dari  Lunar Reconnaissance Orbiter (LRO) masih
akan memberi ide baru bagi para penganut teori konspirasi dan mereka yang suka sekali dengan hoax tentang pendaratan di Bulan? Pendaratan di Bulan tidak hanya terjadi sekali saja. Setidaknya ada 5 kali pendaratan di Bulan setelah Apollo 11. Misi pendaratan terakhir adalah Apollo 17 sementara misi Apollo 13 gagal dan perencanaan misi Apollo 18,19 dan 20 dibatalkan.



Apollo 11

Wahana pengorbit bulan Lunar Reconnaissance Orbiter (LRO) yang diluncurkan pada tahun 2009, bertugas untuk melakukan pemetaan di Bulan. LRO dalam misinya ini memotret tiga lokasi yang berasal dari pendaratan Apollo 12, 14 dan 17 dari angkasa. Citra yang diambil sangat tajam dan menujukkan jalur perjalanan astronot saat menjelajah permukaan Bulan.

Lunar Reconnaissance Orbiter (LRO)

Di lokasi pendaratan Apollo 17, jejak yang ditinggalkan rover bulan terlihat sangat jelas. Tampak juga jejak kaki terakhir yang ditinggalkan dari astronot Eugene Cernan dan Harrison Schmitt.  Tak hanya itu, citra yang diambil LRO juga menunjukkan lokasi tempat diletakannya beberapa instrumen ilmiah oleh para astronot yang kemudian menjadi mata bagi manusia untuk melihat dan mengenali interior dan lingkungan Bulan.

Citra dari lokasi pendaratan Apollo 17 di Bulan yang diambil LRO. Kredit : NASA's Goddard Space Flight Center/ASU)

Dari citra yang dihasilkan LRO, para peneliti masa kini bisa menelusuri kembali jejak para astronot dengan sangat jelas untuk mengetahui dimana mereka mengambil contoh-contoh dari Bulan.  Dari tiga citra berbeda yang diambil LRO, tampak jejak di tanah tipis saat astronot keluar dari modul pendaratan  dan mulai menjelajah dengan berjalan kali. Pada citra Apollo 17, jejak perjalanan para astronot termasuk di dalamnya jalur terakhir yang dibuat oleh manusia di Bulan bisa dengan mudah dibedakan dari jejak ganda yang ditinggalkan oleh rover Bulan, yang diparkir di area timur pendaratan. Citra yang dihasilkan LRO, diambil dengan Narrow Angle Camera yang memiliki ketajaman luar biasa untuk memotret permukaan Bulan dari ketinggian rendah.

Neil Armstrong, commander (di sebelah kiri), Michael Collins, command module pilot (tengah), dan Edwin "Buzz"  Aldrin, lunar module pilot (kanan).

Pada setiap lokasi, ada jejak menuju ke arah barat pendaratan. Di tempat tersebut, astronot menempatkan Apollo Lunar Surface Experiments Package (ALSEP) yang digunakan untuk memantau interior dan lingkungan Bulan.  Peralatan yang satu ini merupakan bagian penting dalam semua misi Apollo karena ia memberikan pandangan awal dari struktur internal Bulan, mengukur tekanan permukaan Bulan dan komposisi atmosfernya. Untuk kasus Apollo 11, saat itu ia membawa versi lebih sederhana dari paket sains untuk dibawa ke Bulan. Hal ini mengingat Apollo 11 merupakan awal dari pendaratan di Bulan.

Citra dari lokasi pendaratan Apollo 12 di Bulan. Kredit : NASA's Goddard Space Flight Center/ASU)

Salah satu detil yang ada pada citra adalah bentuk L dalam foto Apollo 12. Bentuk L tersebut menandai lokasi kabel dari stasiun utama ALSEP ke 2 instrumennya. Meskipun kabel sangat kecil untuk bisa dilihat langsung namun mereka bisa tampak karena dapat memantulkan cahaya dengan sangat baik.

Lokasi pendaratan Apollo 14 di Bulan. Tampak lokasi turunnya modul Antares dan jejak perjalanan astronot. Kredit : NASA's Goddard Space Flight Center/ASU

Untuk foto yang diambil dari lokasi pendaratan Apollo 14, tampak juga jejak yang ditinggalkan oleh Alan Shepard dan Edgar Mitchell saat berjalan di Bulan. Misi ini juga dikenal karena Alan Shepard saat berjalan di bulan yang ke-2 ia “bermain” golf aka memukul 2 buah bola golf. Selain itu tahap ketika modul Antares turun di Bulan juga tampak dalam foto yang diambil LRO.

Manuver LRO
Bagaimana LRO bisa mengambil foto sedemikian jelas?  Resolusi tinggi yang dihasilkan juga diperkirakan karena penyesuaian yang dibuat pada orbit LRO yang dibuat sedikit oval atau elips tanpa merubah tinggi rata-rata. Akibatnya, bagian terendah orbit berada pada sisi yang diterangi Matahari. Pada posisi ini LRO bisa mengambil foto dengan sangat jelas.


Manuver itu membawa LRO turun dari ketinggian standarnya yakni 50 km ke ketinggian 21 km saat ia melintasi permukaan Bulan.  Wahana LRO berada pada orbit ini selama 28 hari sehingga akan cukup untuk menyelesaikan 1 rotasi dan mengambil keseluruhan permukaan Bulan dengan kamera sudut lebar. Siklus tersebut sudah berakhir dan kini LRO kembali ke ketinggian 50 km lagi.

Apa Dampaknya?
Dari kacamata sains, citra yang didapat sangat pernting karena foto-foto ini memberi informasi ciri fotometri Bulan. Salah satunya mengapa tampak gelap? Inilah yang menjadi pertanyaan untuk dijawab.  Alasan lebih praktis, foto-foto ini sekaligus menunjukkan dengan tepat area dimana contoh dari Bulan diambil.


Neil Armstrong
Buzz Aldrin

Citra yang lebih tajam juga memberi petunjuk bagi para astronom untuk mengidentifikasi perkakas yang ditinggalkan disana sebelum mereka meninggalkan Bulan.


Dan bagi mereka yang tertarik dengan bendera yang dikibarkan oleh misi Apollo, akan sulit untuk bisa melihat bendera itu “masih ada disana” setelah lewat beberapa dekade. Lokasi tempat bendera itu ditancapkan jelas masih ada. Namun suhu ekstrim panas dingin dan juga lingkungan yang dihujani sinar ultraungu mungkin tidak akan meninggalkan apapun dari bendera yang terbuat dari nilon tersebut. Kalau pun maish ada mungkin bentuknya sudah compang camping. [NASA-langitselatan.com-modf.]



Senin, 22 Agustus 2011

UFO Kembali Muncul di Inggris + Video

Sebelumnya, wartawan BBC juga sempat melaporkan melihat UFO ini melayang di langit. Beberapa hari kemudian, UFO ini kembali muncul dan terekam kamera. Video terbaru dengan jelas menunjukkan, bola cahaya putih menembus langit dekat
Stansted Airport, Essex, Inggris. Beberapa bola cahaya kemudian muncul dan menjauh dari cahaya tengah ke arah yang berbeda dengan kecepatan tinggi.




Ufo di perbatasan Essex dan Hertfordshire 2011




Ufo Hertfordshire 2004

Video yang direkam di M11 di perbatasan Essex dan Hertfordshire ini berdekatan laporan wartawan olah raga BBC Radio 5 Live Mike Sewell yang juga melihat UFO tersebut di sana. Di sisi lain, banyak kritikus yang mengklaim UFO tersebut hoax. Video itu diunggah pada 29 Juli, lima hari sebelum laporan wartawan BBC, oleh ‘alvinol’ 36 tahun. Ahli UFO Nick Pope mengatakan, “Video ini menarik sekali. Katakan video ini asli, jelas, video ini menjadi salah satu video paling aneh yang pernah saya lihat." [mor-inilah-modf.]


Rabu, 13 Juli 2011

Senjata Baru Lindungi Atmosfer Bumi

Peneliti Amerika Serikat mengatakan, biofilter bisa digunakan mengatasi pelubangan atmosfer karena metana. Alhasil, dampak pemanasan global bisa sangat dikurangi. Hasil studi peneliti yang diterbitkan di International Journal of Environmental
Engineering mengatakan, materi busuk organik di situs tempat pembuangan akhir (TPA) yang lebih kecil dan lebih tua menghasilkan hamburan lambat gas rumah kaca.

Klik untuk memperbesar

Jumlah gas ini setara dua atau tiga kilogram per hari. ‘Menangkap’ aliran lambat gas ini, secara teknologi dan ekonomi tak layak. Menurut ilmuwan, metana memiliki dampak pada pemanasan global 21 kali lebih besar dibanding karbon dioksida. Untuk mengatasinya, para peneliti menguji dua rancangan biofilter yang mampu mengoksidasi gas metana menjadi karbon dioksida dan air menggunakan apa yang disebut sebagai bakteri methanotrophic, mikroba pencerna metana.


Peneliti mengatakan seperti dilaporkan esciencenews, kedua jenis filter ini, model radial dan vertikal, sangat efektif mengubah metana dan menyediakan tingkat oksidasi yang signifikan. [mor-inilah-modf.]

Minggu, 10 Juli 2011

Benarkah Bentuk Semesta Seperti Terompet ?

“Sebelum kiamat datang, apa yang sekarang di lakukan oleh malaikat Isrofil?” Mungkin yang ada di benak kita malaikat Isrofil itu seperti sesosok seniman yang asyik mengelap terompet kecilnya sebelum
tampil diatas panggung. Sebenarnya seperti apa sih terompetnya atau yang biasa juga dikenal dengan sangkakala malaikat Isrofil itu? Sekitar enam tahun silam sekelompok ilmuwan yang dipimpin oleh Prof. Frank Steiner dari Universitas Ulm, Jerman melakukan observasi terhadap alam semesta untuk menemukan bentuk sebenarnya dari alam semesta raya ini sebab prediksi yang umum selama ini mengatakan bahwa alam semesta berbentuk bulat bundar atau prediksi lain menyebutkan bentuknya datar saja.



Menggunakan sebuah peralatan canggih milik NASA yang bernama “Wilkinson Microwave Anisotropy Prob” (WMAP), mereka mendapatkan sebuah kesimpulan yang sangat mencengangkan karena menurut hasil penelitian tersebut alam semesta ini ternyata berbentuk seperti terompet.


Di mana pada bagian ujung belakang terompet (alam semesta) merupakan alam semesta yang tidak bisa diamati (unobservable), sedang bagian depan, di mana bumi dan seluruh sistem tata surya berada merupakan alam semesta yang masih mungkin untuk diamati (observable).


Di dalam kitab Tanbihul Ghofilin Jilid 1 hal. 60 ada sebuah hadits panjang yang menceritakan tentang kejadian kiamat yang pada bagian awalnya sangat menarik untuk dicermati.

Dari Abu Hurairah ra, Rasulullah SAW bersabda :

“Ketika Allah telah selesai menjadikan langit dan bumi, Allah menjadikan sangkakala (terompet) dan diserahkan kepada malaikat Isrofil, kemudian ia letakkan dimulutnya sambil melihat ke Arsy menantikan bilakah ia diperintah.

Saya bertanya : “Ya Rasulullah apakah sangkakala itu?”

Jawab Rasulullah : “Bagaikan tanduk dari cahaya.”

Saya tanya : “Bagaimana besarnya?”

Jawab Rasulullah : “Sangat besar bulatannya, demi Allah yang mengutusku sebagai Nabi, besar bulatannya itu seluas langit dan bumi, dan akan ditiup hingga tiga kali. Pertama : Nafkhatul faza’ (untuk menakutkan). Kedua : Nafkhatus sa’aq (untuk mematikan). Ketiga: Nafkhatul ba’ats (untuk menghidupkan kembali atau membangkitkan).”

Dalam hadits di atas disebutkan bahwa sangkakala atau terompet malaikat Isrofil itu bentuknya seperti tanduk dan terbuat dari cahaya. Ukuran bulatannya seluas langit dan bumi. Bentuk laksana tanduk mengingatkan kita pada terompet orang-orang jaman dahulu yang terbuat dari tanduk. Kalimat seluas langit dan bumi dapat dipahami sebagai ukuran yang meliputi/mencakup seluruh wilayah langit (sebagai lambang alam tak nyata/ghoib) dan bumi (sebagai lambang alam nyata/syahadah). Atau dengan kata lain, bulatan terompet malaikat Isrofil itu melingkar membentang dari alam nyata hingga alam ghoib. Jika keshohihan hadits di atas bisa dibuktikan dan data yang diperoleh lewat WMAP akurat dan bisa dipertanggungjawabkan maka bisa dipastikan bahwa kita ini bak rama-rama yang hidup di tengah-tengah kaldera gunung berapi paling aktif yang siap meletus kapan saja.



Dan Allah telah mengabarkan kedahsyatan terompet malaikat Isrofil itu dalam surah An Naml ayat 87 :
“Dan pada hari ketika terompet di tiup, maka terkejutlah semua yang di langit dan semua yang di bumi kecuali mereka yang di kehendaki Allah. Dan mereka semua datang menghadapNya dengan merendahkan diri.”

Makhluk langit saja bisa terkejut apalagi makhluk bumi yang notabene jauh lebih lemah dan lebih kecil. Pada sambungan hadits di atas ada sedikit preview tentang seperti apa keterkejutan dan ketakutan makhluk bumi kelak. “Pada saat tergoncangnya bumi, manusia bagaikan orang mabuk sehingga ibu yang mengandung gugur kandungannya, yang menyusui lupa pada bayinya, anak-anak jadi beruban dan setan-setan berlarian.” Ada sebuah pertanyaan yang menggelitik, jika terompetnya saja sebesar itu, lalu sebesar apa si peniupnya dan lebih dashsyat lagi, bagaimana dengan Sang Penciptanya? Allahu Akbar! Wallahua'lam Bisshowa. [alisaid-modf.]

Kamis, 23 Juni 2011

Yukk! Lihat Stasiun Ruang Angkasa

Kapan Stasiun Ruang Angkasa Internasional lewat di atas Indonesia? Untuk mengetahuinya, gunakan alat ini. Pesawat luar angkasa berputar mengorbit bumi. Stasiun Ruang Angkasa Internasional juga mengitari bumi beberapa kali dalam sehari.
Tapi kapan dia lewat di atas Indonesia? Bisa jadi stasiun itu lewat di atas kepala kita tapi kita tidak tau. Padahal, kalau cuaca sedang cerah, kita bisa mendongakkan kepala ke langit dan melihatnya dengan mata telanjang.



ISS-Notify diciptakan supaya kita tidak melewatkan momen lewatnya stasiun ruang angkasa itu. Saat mendeteksi ada pesawat luar angkasa lewat di atas kita, alat ini akan bercahaya. Nathan Bergey asal Portland, Amerika Serikat, mengerjakan alat ini dalam empat hari. Sudah banyak yang memesan benda canggih dan edukatif ini.


“Semua orang bilang, ‘saya mau’. Mereka umumnya adalah para pecinta ilmu luar angkasa, guru-guru, dan karyawan NASA.” Selain itu, Bergey rupanya bangga sekali karena tweet tentang produk buatannya itu di-retweet oleh @NASA. Walaupun demikian, saat ini ia masih terus mengembangkan perangkat itu. Ia akan menggunakan uang hasil penjualan produk perdananya untuk membuat alat sejenis yang lebih bagus lagi. [mor-inilah-modf.]

Kamis, 16 Juni 2011

Foto Lunar Eclipse 16 Juni 2011

Gerhana yang membuat bulan berwarna merah bak berdarah muncul dini hari tadi 16 Juni 2011. Bagi yang tak sempat menyaksikannya, inilah foto menakjubkan itu. Peneliti Senior Astronomi dan Astrofisika Lembaga
Penerbangan dan Antariksa Nasional (LAPAN) Prof Dr Thomas Djamaluddin mengatakan, proses bulan berwarna merah secara perlahan bisa dilihat mulai 01.22 WIB di arah timur.


“Dominan warna merah bisa disaksikan pada 02.22 WIB,” papar pria yang akrab disapa Thomas. Bagi Anda yang tak sempat menyaksikan pemandangan menakjubkan tersebut, berikut foto gerhana itu diambil dari langit Jakarta. Menurut Thomas, gerhana tak selalu membuat bulan berwarna merah. “Warna merah dipengaruhi kualitas udara, terutama jika kondisi atmosfer berdebu karena abu gunung api. Hal ini bisa membuat bulan berwarna merah."

Berikut Foto Lengkap Gerhana Bulan 16 Juni 2011 :



















































Secara umum, gerhana yang membuat bulan berwarna merah atau hitam hanyalah kondisi biasa. Bagi Anda yang ingin melihat fenomena ini, Anda tak membutuhkan alat bantuan untuk bisa melihatnya. “Namun, menggunakan teleskop atau teropong akan membuatnya lebih baik lagi," katanya. [mor-inilah-vanmovic-modf.]