Tampilkan postingan dengan label Chat. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label Chat. Tampilkan semua postingan

Minggu, 04 Desember 2011

Inilah yang terjadi terkait privasi facebook

Pria Austria memprotes Facebook terkait privasi data dan meminta kembali data pribadinya. Namun setelah dikembalikan Facebook, ia pun kelimpungan. Meski masih berstatus mahasiswa fakultas Hukum,
Max Schrems asal Austria, tetap tidak gentar untuk memprotes Facebook terkait isu kebijakan privasi di situs jejaring sosial raksasa tersebut. Pria berusia 24 tahun tersebut tidak yakin apa yang bakal ia terima ketika meminta data pribadinya dari Facebook. Pihak situs jejaring sosial besutan Mark Zuckerberg tersebut mengirimkan 1.222 halaman Facebook milik Schrems.



Ribuan halaman yang diterima Schrems sudah termasuk foto-foto, pesan, like, update status Facebook miliknya selama bertahun-tahun, termasuk data yang sudah ia hapus. Demikian seperti yang dikutip dari ST. "Ketika kamu menghapus sesuatu di Facebook, yang kamu lakukan sebenarnya adalah menyembunyikannya," ujar Schrems. Schrems melancarkan keluhannya tersebut ke pihak Data Protection Commissioner (DPC) di Irlandia, negara tempat di mana Facebook memiliki kantor untuk cabang wilayah Eropa. [mor-inilah-modf.]

Rabu, 19 Oktober 2011

Serangan Malware di Media Sosial Semakin Parah

Perusahaan keamanan web Websense mengungkap, serangan malware yang ada saat ini makin banyak dan ganas. Serangan terutama pada tempat kerja. Mengapa? Menurut perusahaan itu, hal ini dipicu karena makin
banyaknya orang menggunakan media sosial. Terdapat 52% organisasi mengalami peningkatan serangan malware akibat hasil langsung dari pegawainya yang menggunakan media sosial. Lebih dari 4.600 praktisi keamanan dan TI di 12 negara berpartisipasi, termasuk Amerika Serikat (AS), Inggris, Brazil serta Jerman dan semuanya melaporkan mengalami peningkatan serangan malware tertinggi.


Studi yang dilakukan ini bertujuan menentukan apa yang praktisi keamanan dan TI akan lakukan mengenai risiko keamanan terkait penggunaan media sosial. Web sosial dinamis berbeda dari web statis lama. Hasilnya diketahui, butuh pertahanan keamanan TI yang mampu keluar dari ciri khas dan kebijakan tetap teknologi web seperti antivirus dan firewall. Hal ini dikarenakan, meski pertahan semacam itu dibutuhkan, pertahanan itu tidaklah cukup.


Organisasi butuh teknologi keamanan yang mampu menganalisa tautan yang muncul karena jalur tautan saat ini baru dan tak butuh penanda yang bisa dikenali. Lebih lanjut, para pegawai diketahui membuka situs jejaring sosial setidaknya 30 menit tiap harinya. Hasil studi ini juga menunjukkan, 63% pegawai yang menggunakan media sosial dianggap sebagai ancaman yang mungkin terjadi pada tempat kerja dan hanya 29% yang memiliki perlindungan mumpuni melawan ancaman cyber seperti dilaporkan Strait Times. [mor-inilah-modf.]

Jumat, 16 September 2011

Cara Hacker Kirim Virus Via Twitter

Twitter merupakan tujuan online mendapat segala hal, dari gosip selebriti hingga sarapan teman. Selain itu, jumlah follower menjadi indeks keberhasilan sosial online. Namun, apakah semua follower Anda
tampak seperti terlihat? Belum tentu, ahli komputer mengatakan, beberapa follower mungkin saja spammer yang berharap agar Anda mem-follow-nya kembali. Kemudian, akun itu mungkin saja mencoba mengirim spam pada Anda, atau bahkan menginfeksi komputer dengan virus. Rata-rata pengguna bisa menerima hingga 17 pesan ‘berbahaya’ per hari di Twitter.


Kebiasaan pengguna blok mikro tersebut mengirim tautan internet ‘yang disingkat’ membuat layanan situs ini sangat berbahaya bagi pengguna komputer. Karenanya, software baru yang dirilis pekan ini bertujuan melawan spammer dan penjahat cyber lainnya. Apa yang mungkin terlihat seperti tautan berita lucu mungkin saja bisa berubah menjadi unduhan software yang mengubah PC menjadi komputer ‘zombie’ yang bisa dikendalikan dari jarak jauh oleh penjahat di benua lain. Petugas teknis BitDefender Catalin Cosoi yang pekan ini meluncurkan software SafeGo yang memberantas akun ‘tidak aman,’ mengatakan, “Terdapat 200 juta pengguna terdaftar di Twitter, dan 200 juta pesan dikirim tiap hari namun sebenarnya jauh lebih banyak yang diterima yakni mencapai 350 miliar karena tiap pesan terkirim ke sejumlah besar orang sekaligus”.


Menurut statistik kami, 1% pesan tersebut berbahaya dan berisi spam atau tautan ke situs yang berisi virus atau software berbahaya lainnya, lanjutnya. Artinya, sebanyak 3,5 miliar pesan berbahaya terkirim tiap harinya. Bagi pengguna rata-rata bisa terancam 17 pesan berbahaya per harinya, lanjutnya lagi. “Kebanyakan hanya spam dan banyak spammer mengawasi kata kunci yang menjadi tren di Twitter kemudian mengirim spam yang mengandung kata-kata tersebut. Sisanya, merupakan pesan berisi software berbahaya,” paparnya. Melalui SafeGo, tersangka spammer di antara daftar orang yang Anda ‘follow’ ditandai dengan empat warna dan merah sangat mencurigakan, mulai dari pengguna yang mengirim spam atau tautan berbahaya. Sangat mudah menentukan ‘follower’ yang mungkin tak benar-benar menjadi teman, dan kemudian memblok mereka. Layanan ini juga memberitahu Anda melalui pesan instan jika ada follower baru yang mencurigakan dan selama software terus berjalan, software akan memantau daftar follower Anda.


Banyak spam Twitter terbaru mentarget pencari pekerjaan dengan tautan yang mengarahkan mereka untuk ‘bekerja dari situs rumah’ yang menarik biaya untuk bergabung. Rincian kartu kredit mereka pun kemudian dicuri. Penjahat cyber Indonesia baru-baru ini menyerang pengguna Twitter dengan tautan singkat yang tampaknya mengarahkan pada gambar dari Facebook namun sebenarnya menginstal software pada komputer korban yang dirancang untuk mencuri uang. “Mengklik tautan itu akan mengarahkan pada URL Twitter singkat. Sebagian besar pengguna Twitter ini berasal dari Indonesia. Untuk memancing pengguna mengklik URL, penjahat cyber memasukkan Facebook.com dalam tautannya. Sejak 2 September 2011, sekitar 600 pesan menggunakan tautan yang sama telah terkirim,” kata pakar keamanan Trend Micro dalam posting blognya pekan ini. [mdr-inilah-modf.]

Selasa, 29 Maret 2011

Cara Menghentikan Spam Facebook

Jika Anda melihat banyak kependekan URL mewarnai Facebook, berhati-hatilah. Ini spam yang marak di akun masyarakat. Tiny URL merupakan cloaking URL atau fasilitas memperpendek URL pengguna.
Keuntungannya, masyarakat bisa menyingkat nama web menjadi lebih pendek dan menyembunyikan nama asli dari situs yang kita ingin publikasikan. Beberapa pihak menganggap ini menjadi bagian dari bisnis di internet yang disebut affiliate marketing. Sayangnya, beberapa pengguna internet mengaku terganggu dengan kehadiran spam Facebook berupa Tiny URL. Beberapa di antaranya http://tinyurl.com/xxxxxxxxxx.



Lihat saja ada akun Facebook milik seorang anak SD yang tiba-tiba memuat status terbaru yang jorok dan tidak sesuai dengan usianya. “SAYA MAHO, SIAPA Y*** M** A** I*** ♥. C**e nih c*l* sendirian l*** aja nih video ku http://bit.ly/XXXXX”. Padahal pemilik akun itu jelas tidak menuliskan status seperti itu. Jelas saja spam semacam ini sangat mengganggu pemilik akun. Pengamat teknologi Budi Raharjo saat dihubungi menegaskan kepada masyarakat bahwa fenomena ini cukup berbahaya. Karenanya, jangan mengakses URL itu meskipun disertai kalimat yang menarik. “Banyak tipe dari jenis spam ini. Biasanya, orang yang klik akan secara otomatis kalimat di status teman mereka dan pengguna akun itu kadang tidak menyadarinya. Yang bahaya, jika URL itu terhubung dengan situs porno atau permohonan ganti kata kunci palsu,” ujar Budi Raharjo.



Bentuk penipuan via perpendekan URL ini adalah munculnya situs yang seolah Facebook dan meminta pengguna mengganti kata kunci atau mencantumkan alamat email. Selanjutnya, penyebar spam itu akan mencuri kata kunci atau mencoba mengakses email pengguna. “Inilah bahayanya. Kadang, banyak masyarakat yang menyimpan data penting di email. Kalau password dicuri, kita yang rugi sendiri. Cara terbaik untuk menghentikannya adalah Anda perlu log out dari Facebook dan mengganti password Facebook,” tegas Budi. Selain itu, agar tidak tertipu, pengguna dapat klik ‘Preview Feature’ di sebelah kiri lalu mengakses tulisan ‘click here to enable previews’. Inilah cara untuk melihat link yang disembunyikan oleh Tiny URL. [mdr-inilah-modf.]

Jumat, 25 Maret 2011

Facebook dan Twitter dalam Intaian Intelijen

Di antara kerumunan massa di Lapangan Tahrir Kairo Mesir, lelaki kurus dengan janggut yang sebagian telah memutih, menenteng sebuah kertas kardus. Di atas kardus itu tertulis kalimat dalam bahasa Arab.
"Syukran Syabab Mishr (Terima kasih, pemuda Mesir)." Di bawah tulisan Arab itu, terpampang jelas tulisan latin yang lebih besar dengan spidol merah. "Facebook." Momen itu diabadikan oleh wartawan NBC Robert Engel dan kemudian beredar luas melalui jejaring mikroblog Twitter. Facebook dan Twitter memang memiliki peran sentral dalam memobilisasi aksi massa demonstran di Mesir, yang kemudian berhasil menumbangkan Presiden Hosni Mubarak. Tak heran bila kemudian seorang bayi yang lahir di wilayah Ibrahimya, Mesir, diberi nama 'Facebook' untuk mengabadikan momentum revolusi Mesir, yang dimulai dari situs jejaring sosial itu. Di dalam negeri, kekuatan jejaring sosial juga tercatat dalam berbagai peristiwa besar, mulai dari mobilisasi dukungan terhadap Prita Mulyasari hingga gerakan pembebasan pimpinan KPK, Bibit Samad Riyanto dan Chandra M. Hamzah.


Kehebatan jejaring sosial dalam menghimpun masa dan menyampaikan pesan dalam sekejap ke jutaan orang ternyata juga mengundang intelejen untuk mengawasinya. Seperti dikatakan Ketua Badan Intelijen Negara (BIN), Sutanto, bahwa intelijen akan memantau penggunaan jejaring sosial yang mengarah ke teror dan subversif. "Yang membahayakan tentu kami pantau, yang arahnya teror dan subversif tentu kami pantau," kata Sutanto seusai rapat dengan Komisi I DPR, Selasa 22 Maret 2011, Namun, kata Sutanto, BIN hanya menjadi lembaga yang membantu memberikan informasi dini. Data awal itu nantinya akan diserahkan kepada Menteri Komunikasi dan Informatika. "Menkominfo yang akan menentukan langkahnya."  Kepala Pusat Informasi dan Hubungan Masyarakat Kementerian Kominfo, Gatot S Dewabroto, menjelaskan bahwa proses pemantauan dan pengintaian terhadap akun Facebook atau Twitter terhadap seseorang tak bisa dilakukan dengan mudah.


Pasalnya, beberapa regulasi mengatur hal ini dengan ketat. Misalnya, Undang-Undang Telekomunikasi No 36 Tahun 1999, pasal 40 dan 42, melarang adanya penyadapan informasi apapun kecuali adanya permintaan dari Jaksa Agung dan Kepala Kepolisian RI, atau pihak penyidik. Selain itu, kata Gatot, peraturan di Undang-Undang No 11 Tahun 2008 tentang Informasi dan Transaksi Elektronik (UU ITE), juga mengaturnya secara ketat di pasal 27-35. "Artinya, ini harus dilakukan secara rigid, hati-hati, sesuai peraturan, agar benar-benar tidak melanggar hak pribadi seseorang." Dia menambahkan, pemantauan terhadap jejaring sosial, secara teknis juga sangat sulit mengingat besarnya trafik pengakses situs jejaring sosial dari Indonesia. "Trafik jejaring sosial di sini per hari bisa mencapai 50-60 juta." Pengawasan bisa dilakukan bila memang sudah ada target yang jelas. Upaya itu pun dasarnya harus benar-benar kuat sehingga tidak melanggar hak asasi seseorang. Gatot mengakui, hal tersebut sudah pernah dilakukan dalam aksi pemantauan untuk pemberantasan kasus terorisme. Indonesia Security Incident Response Team on Internet Infrastructure (ID-SIRTII), lembaga pengawasan keamanan jaringan telekomunikasi berbasis protokol internet, mendapat permintaan dari Densus 88 untuk mengintai tersangka kasus terorisme.



"Namun ID SIRTII hanya sebatas memberikan catatan log file trafik data yang bersangkutan," kata Gatot. Wakil Pimpinan DPR dari Fraksi PKS, Anis Matta, mendukung upaya pengawasan di situs jejaring sosial Twitter dan Facebook. Syaratnya, kata dia, pengawasan itu tidak mengganggu kebebasan masyarakat dalam bertukar informasi. "Rencana ini bagus, namun tidak harus mengganggu kebebasan masyarakat," katanya kepada wartawan, di kantornya, Selasa 22 Maret 2011. Ia juga mengatakan bahwa tak mungkin pemerintah bisa mengawasi semua akun Twitter atau Facebook, karena banyaknya pengguna kedua situs tersebut. Indonesia sendiri memiliki lebih dari 35 juta pengguna Facebook dan merupakan negara kedua terbesar pengguna Facebook setelah Amerika Serikat. Sementara di ranah Twitter, Indonesia berada di peringkat tiga terbesar setelah Amerika Serikat dan Brazil, dengan persentase tweet 14,52 persen dari seluruh tweet yang berseliweran di Twitter Oleh karenanya, menurut Anis, sebaiknya akun-akun yang telah diketahui bermasalah saja yang perlu diawasi dan ditelusuri, agar tidak menimbulkan kecemasan di masyarakat. [efbez-wah33d-modf.]

Senin, 21 Februari 2011

Download UberSocial Pengganti UberTwitter

Para pengguna Uber Twitter di Indonesia, sebagian besar tak suka dengan aplikasi resmi. Alasan mereka Uber Twitter jauh lebih baik ketimbang aplikasi resmi. Kini, mereka sedang berburu aplikasi baru.
Beberapa aplikasi yang kini dijadikan buruan untuk BlackBerry adalah SocialScope dan Uber Social. Uber Social adalah peranti baru Uber Twitter.


Mengapa Uber Twitter bermasalah? Situs Engadget.com menulis, sebenarnya pangkal soalnya adalah ada pada sang pemilik aplikasi, Uber Media. Perusahaan ini dikabarkan baru saja mengakuisi software-software klien Twitter, Tweetdeck. Dengan akuisisi ini, Uber Media kini punya banyak software pengakses Twitter seperti: TweetDeck, EchoFon, Twidroyd, dan UberTwitter.


Ternyata tindakan Uber ini membuat geram Twitter. Uber dianggap rakus dan melanggar kebijakan Twitter, soal kepemilikan aplikasi pihak ketiga. "Kami telah menangguhkan UberTwitter dan twidroyd karena melanggar kebijakan kami," demikian siaran pers Twitter. "Kami sering mengambil tindakan untuk menegakkan aturan ini, bahkan, kami pernah mematikan lebih dari seratus layanan yang melanggar aturan API," kata Carolyn Penner sang juru bicara Twitter menambakan. Carolyn menegaskan tindakan itu diambil agar Twitter tetap bisa adil untuk semua pengembang.
    Carolyn menyarankan para pengguna Twitter memakai aplikasi resmi Twitter yang kini tersedia bagi BlackBerry, iOS, Android, Windows Phone, dan beberapa platform lain. [gudangblog-blogger-modf.]

      Sabtu, 19 Februari 2011

      Twitter Blokir Pemanjang Tweet

      Pengguna Twitter dipaksa berkomunikasi dengan 140 karakter sesuai standar sebuah tweet yang dirancang layanan microblogging tersebut sejak awal. Fitur yang selama ini bisa dinikmati di berbagai aplikasi pihak ketiga
      yang dibuat untuk mengakses Twitter dari berbagai perangkat itu terancam bakal hilang selamanya. Penggunaan fitur pemanjang tweet merupakan salah satu alasan Twitter memblokir aplikasi UberTwitter selain soal penggunaan nama Twitter di aplikasi tersebut. Setidaknya begitulah yang dikatakan Bill Gross, Founder dan CEO Uber Media, perusahaan yang menyediakan UberTwitter.


      "Twitter menyatakan bahwa UberTwitter dan Twidroyd menggunakan layanan pemanjang tweet bernama tmi.me yang memungkinkan orang menulis lebih dari 140 karakter dan karena itu layanan tersebut mungkin berisi pesan pribadi di situs web publik," jelas Bill Gross dalam layanan situs tanya jawab Quora.com. Ubermedia telah menghapus fitur tersebut pada aplikasinya dan berharap dapat dibolehkan lagi digunakan oleh Twitter. Kehadiran layanan pemanjang tweet semacam itu memang menuai pro kontra di kalangan pengguna Twitter. Yang setuju berpendapat dengan adanya fitur tersebut, keterbatasan karakter bisa diatasi jika sewaktu-waktu harus menulis panjang. Bagi yang tidak setuju, adanya layanan itu bikin ribet karena harus membuka halaman tersendiri.


      Selain tmi.me, sejumlah penyedia fitur pemanjang Twitter lainnya antara lain Myloc dan Twitlonger. Fitur-fitur tersebut tersedia di berbagai aplikasi pihak ketiga. Hari ini, penyedia Twitlonger pun menghentikan layanannya sementara waktu atas permintaan Twitter. Namun, Twitlonger berharap layanannya segera dapat digunakan lagi. Twitter sendiri belum memberikan penjelasan secara resmi soal kebijakan fitur pemanjang Twitter tersebut. [kompas-modf.]

      Alasan Twitter Memblokir UberTwitter

      Hari ini, Sabtu 19 Februari 2011, sejumlah aplikasi Twitter di perangkat mobile seperti UberTwitter, Uber Current, dan Twidroyd tak dapat dipakai lagi karena diblokir Twitter. Aplikasi-aplikasi pihak ketiga tersebut
      dianggap melanggar aturan kebijakan yang ditetapkan Twitter. Namun, Twitter tidak menjelaskan secara rinci kepada publik soal alasan pelanggaran tersebut. Pengguna pun bingung karena saat mengakses aplikasi tersebut hanya keluar pesan bahwa aplikasi tersebut dilarang. Dalam penjelasan di situsnya, Twitter hanya menyebut aplikasi tersebut melanggar kebijakan.


      Apa sebenarnya keberatan Twitter sehingga aplikasi yang sudah populer tersebut sampai diblokir? Bill Gross, Founder dan CEO Uber Media, perusahaan yang menggawangi UberTwitter dan Twitdroyd menjawab alasan Twitter melakukan hal tersebut. "Twitter telah memberitahu kami hari ini bahwa mereka memblokir aplikasi kami karena tiga alasan," tulis Bill Gross dalam situs tanya jawab Quora.com. Menurutnya semua hal yang menjadi keberatan Twitter telah ditaati dan berharap Twitter segera mengambalikan akses seperti semula. Berikut tiga alasan Twitter memblokir UberTwitter.


      Pertama, Twitter menyatakan bahwa UberTwitter dan Twitdroyd menggunakan layanan pemanjang tweet tmi.me yang memungkinkan pengguna dapat menulis pesan lebih dari 140 karakter sehingga dengan layanan ini ada kemungkinan tweet berisi pesan pribadi di situs web publik. Untuk itu, pihaknya kini telah menghapus layanan tersebut. Kedua, Twitter menyatakan bahwa UberCurrent mengubah link yang sebenarnya bagian dari program afiliasi dengan alamat link sendiri. Bill Gross mengatakan pihaknya sebelumnya belum melakukannya, namun untuk mengantisipasi mulai saat ini semua link afiliasi yang diubah telah dikembalikan. Ketiga, Twitter meminta nama UberTwitter diubah dan pihaknya segera memenuhinya dengan menggantinya dengan nama UberSocial sesegera mungkin.[kompas-modf.]

      Kamis, 10 Februari 2011

      Markas Baru Facebook

      Facebook akan memindahkan markas perusahaannya ke Menlo Park, California, mulai pada musim panas ini, langkah perpindahan markas kedua dari perusahaan jejaring sosial yang berkembang cepat itu. Facebook, yang mempekerjakan
      sekitar 2.000 pegawai dan kini bermarkas di dekat Palo Alto. Hijrah ke wilayah lain di Silicon Valley akan memberikan perusahaan ruang yang lebih untuk menambah jumlah stafnya pada masa yang akan datang.






      Jejaring sosial terbesar di dunia dengan lebih dari setengah miliar pengguna itu terus bergeliat tumbuh baik dari segi operasional maupun jumlah pegawai.

      Kantor baru facebook

      Facebook menyewa kampus seluas 304 kilometer persegi “bekas markas perusahaan Sun Microsystem, yang diakuisisi Oracle Corp pada 2010” dan akan mulai pindah pada Juni atau Juli 2011. [Ant/Reuters-modf.]

      Selasa, 08 Februari 2011

      Cara Hack Akun Mark Zuckerberg

      Hacker yang berhasil menyusup ke akun Facebook Mark Zuckerberg benar-benar memalukan jejaring sosial itu. Bahkan ahli keamanan tak mempercayai hal tersebut. “Bagaimana bisa orang ‘secanggih’ Mark Zuckerberg
      sangat teledor hingga menjadi bulan-bulanan hacker?” isi pertanyaan pengguna internet di dunia saat mengetahui akun Zuckerberg disusupi hacker. Menurut perusahaan riset Sophos, hacker tak hanya menarget orang biasa atau terkenal, aktivis IT pun dapat menjadi korban, termasuk Zuckerberg. "Saya curiga, ada dua cara Zuckerberg kebobolan. Kemungkinan Zuckerberg ceroboh memakai password yang mudah ditebak,” ujar analis Sophos Graham Cluley.


      Namun untuk pola pertama sangat kecil kemungkinannya, kata Cluley. Kemungkinan besar Zuckerberg menjadi target hacker menggunakan jebakan Firesheep saat menggunakan jaringan Wi-Fi tak terenkripsi di tempat umum, termasuk kafe, hotel, bandara, atau lokasi lain. Menurut Cluley, Firesheep menyusup melalui Wi-Fi dan hacker dapat mendapat password akun terproteksi hanya menggunakan jaringan tak terenkripsi. "Memang sulit mengetahui mengapa dan bagaimana fan page Zuckerberg bisa dibajak." Ia melanjutkan, kemungkinan ia menggunakan laptop yang sudah berisi malware sehingga username dan password miliknya dapat diambil hacker dan digunakan menyerang fan page-nya. “Dua pola pertama sangat mungkin terjadi,” ujarnya.


      Cluley mengatakan, kejadian ini sangat memalukan Facebook. Aksi penyusupan seolah memberitahu para pemilik akun Facebook lain jika jejaring sosial itu sangat lemah dan tak aman. Dalam fan page, Zuckerberg memiliki dua juta penggemar. Ahli keamanan ini meminta pengguna Facebook membuat password yang sulit ditebak, dan bukan kata yang berasal dari kamus. Bahkan, ia juga menyarankan mengunduh plug-in browser yang secara otomatis meminta Wi-Fi mengenskripsi jaringannya sehingga pengguna aman saat mengakses situs yang diproteksi password, seperti Facebook. [mor-inilah-modf.]

      Senin, 07 Februari 2011

      Ancaman Bocornya Data Facebook

      Dua mahasiswa doktoral Indiana University (IU) menemukan celah keamanan yang berpotensi membuat situs berbahaya mengeksploitasi Facebook. Peneliti School of Informatics and Computing IU
      Zhao Rui dan Wang Li, menginformasikan adanya situs jejaring sosial populer yang meniru Facebook guna memperoleh akses data.


      Setelah memperoleh akses, mereka bisa mengetahui nama asli pengunjung, akses data pribadi dan posting konten palsu atas nama mereka, kata IU. Facebook mengkonfirmasi celah itu dan mengatakan cacat pemrograman itu terkait fitur dari Adobe Flash namun telah diperbaiki.


      “Para peneliti IU melaporkan celah dalam kode Platform kami, dan kami bekerja cepat mengatasinya,” kata Facebook. “Celah diperbaiki setelah ada laporan mengenai hal tersebut. Kami tak mengetahui adanya kasus di mana hal ini digunakan untuk tujuan jahat.” Facebook berterima kasih pada para peneliti Indiana University yang telah memberi tahu mengenai celah tersebut, dan untuk menunjukkan nilai pengungkapan yang bertanggung jawab, tambah Facebook. [vin-inilah-modf.]

      Rabu, 26 Januari 2011

      Internet Lenyapkan Sifat Manusiawi

      Facebook mengklaim diri sebagai jejaring sosial yang mendekatkan masyarakat. Namun pengamat menilai situs itu menghapus sifat kemanusiaan pengguna di dunia nyata. Tak hanya Facebook, jejaring sosial lain seperti Twitter
      dan Foursquare juga jadi sorotan. Profesor Sherry Turkle dari Massachusetts Institute of Technology menilai, teknologi sebagai ancaman yang mendominasi kehidupan membuat manusia merasa lebih terisolasi dan ‘kurang manusia’.


      Perempuan ini berargumen teknologi menciptakan ilusi komunikasi lebih baik. Padahal ini menghilangkan kemampuan interaksi manusia di dunia nyata. Realitas internet merupakan proses imitasi terburuk dalam kehidupan sehari-hari. Pengamat teknologi asal Amerika Serikat ini memaparkan kondisi itu di buku Alone Together. Profesor Turkel juga menilai jejaring sosial membuat manusia menjadi gila berdasarkan teori perilaku patologis yang ia gunakan. Contohnya, banyak pelayat yang menggunakan iPhone saat proses pemakaman.


      Banyak akademisi yang mengkritik perkembangan aktivitas internet. Salah satunya, Profesor William Kist dari Kent State University, Ohio. Ia memberi contoh kasus Simone Back asal Brighton yang mengumumkan keinginan bunuh diri di Facebook saat Natal tahun lalu. Namun tidak ada seorang pun dari 1.058 teman di Facebook perempuan berusia 42 tahun ini yang memberi tanggapan. [vin-inilah-modf.]

      Rabu, 28 Juli 2010

      Netter cari jodoh di Internet

      Internet hingga sekarang masih dipercaya sebagian orang sebagai alat untuk menemukan jodoh. Di Australia, bahkan 25 persen pengguna internet mengaku sering melakukan kencan online. Tentu saja pasangannya adalah
      orang yang mereka temukan di internet. Hasil tersebut diungkapkan survei yang dilakukan Nielsen terhadap sekira 3.764 orang dewasa secara online. Selain itu, hasil lain yang terungkap bahwa 38 orang dewasa masih pikir-pikir untuk mencari jodoh atau berkencan di internet. Hasil lainnya, 37 persen dari orang yang berkencan di internet selalu ingin melakukan 'kopi darat' dengan pasangannya.


      Lalu, berapa banyak pasangan yang berhasil menjalin hubungan. 33,6 persen mengatakan hanya menjalani hubungan singkat. Sedangkan 16, 2 persen menyatakan menjalani hubungan dalam waktu cukup lama. Bahkan, 8,9 persen berlanjut ke hubungan pernikahan. Demikian dilansir SMH. Hubungan yang dijalani berdasarkan latar belakang pertemuan di internet ternyata juga bisa dikatakan hubungan yang serius dan bukan main-main. 72,7 persen responden mnyatakan sangat serius dalam mencari jodoh di internet.


      Direktur Marketing Fairfax Digital, Lija Jarvis mengatakan masukan dan nasehat dari teman atau dari orang tua juga mempengaruhi peningkatan jumlah pencari jodoh via internet. (ugo- Stefanus Yugo Hindarto-modf.)

      Jumat, 09 Juli 2010

      Pembunuh Facebook telah disiapkan Google

      Google dirumorkan akan meluncurkan layanan pembunuh Facebook. Rumor itu didapat dari update singkat Twitter pendiri Digg, Kevin Rose. Menurut Rose, layanan baru ini akan disebut "Google Me," dan dalam beberapa hal
      akan menawarkan fungsi sosial yang bisa menyaingi Facebook. Jika benar, ini bukan pertama kali Google meluncurkan layanan profil tinggi Web 2.0. Sebelumnya perusahan itu memiliki Google Buzz.



      Masih belum jelas seberapa banyak tanda Buzz telah dibuat menyangkut jumlah penggunanya, namun menurut ReadWriteWeb, 90 % semua konten yang diterbitkan di Buzz hanya pengulangan otomatis dari yang ada di akun Twitter atau RSS feed. Jadi apa, akankah rancagan Google Me akan berhasil? Sejauh ini rincian hanyalah spekulasi semata. Namun demikian, tampak Google Me bisa berjalan sebagai upgrade ke layanan Google Profil, yang hampir seperti sebuah halaman profil biografi mini.


      Namun, tidak jelas bagaimana pemberi informasi Google yakni Buzz, Wave, dan Orkut akan mengikat dalam gambaran besar. "Karena akun Google dibutuhkan untuk menggunakan Orkut, dan akun Gmail diperlukan untuk Buzz, kita bisa berasumsi bahwa kita melihat sekitar 200 juta pengguna layanan dari gabungan dua hal ini," tulis Brad McCarty dari The Next Web. "Itu tidak akan sulit bagi Google tidak hanya jadi duri, tapi benar-benar datang mengetuk dengan keras di pintu Facebook," tambahnya. [ito-Billy Audra B.-modf.]