Pengguna Twitter dipaksa berkomunikasi dengan 140 karakter sesuai standar sebuah tweet yang dirancang layanan microblogging tersebut sejak awal. Fitur yang selama ini bisa dinikmati di berbagai aplikasi pihak ketiga
yang dibuat untuk mengakses Twitter dari berbagai perangkat itu terancam bakal hilang selamanya. Penggunaan fitur pemanjang tweet merupakan salah satu alasan Twitter memblokir aplikasi UberTwitter selain soal penggunaan nama Twitter di aplikasi tersebut. Setidaknya begitulah yang dikatakan Bill Gross, Founder dan CEO Uber Media, perusahaan yang menyediakan UberTwitter.
"Twitter menyatakan bahwa UberTwitter dan Twidroyd menggunakan layanan pemanjang tweet bernama tmi.me yang memungkinkan orang menulis lebih dari 140 karakter dan karena itu layanan tersebut mungkin berisi pesan pribadi di situs web publik," jelas Bill Gross dalam layanan situs tanya jawab Quora.com. Ubermedia telah menghapus fitur tersebut pada aplikasinya dan berharap dapat dibolehkan lagi digunakan oleh Twitter. Kehadiran layanan pemanjang tweet semacam itu memang menuai pro kontra di kalangan pengguna Twitter. Yang setuju berpendapat dengan adanya fitur tersebut, keterbatasan karakter bisa diatasi jika sewaktu-waktu harus menulis panjang. Bagi yang tidak setuju, adanya layanan itu bikin ribet karena harus membuka halaman tersendiri.
Selain tmi.me, sejumlah penyedia fitur pemanjang Twitter lainnya antara lain Myloc dan Twitlonger. Fitur-fitur tersebut tersedia di berbagai aplikasi pihak ketiga. Hari ini, penyedia Twitlonger pun menghentikan layanannya sementara waktu atas permintaan Twitter. Namun, Twitlonger berharap layanannya segera dapat digunakan lagi. Twitter sendiri belum memberikan penjelasan secara resmi soal kebijakan fitur pemanjang Twitter tersebut. [kompas-modf.]
Tidak ada komentar:
Posting Komentar