Ilmuwan University of Massachusetts Amerika Serikat (AS) mengatakan, kunyit yang biasanya menjadi bahan utama kari bisa dimanfaatkan untuk deteksi bahan peledak. Kunyit memiliki sifat mampu mengumpulkan molekul bahan peledak
yang ada di udara. Kemudian, kunyit mengubahnya menjadi komponen ‘pemancar cahaya’ yang dapat diukur.
Metode bernama fluorescence spectroscopy ini sudah sering dipakai di berbagai penginderaan dan teknik analisa. Dalam uji coba, tim ilmuwan yang dipimpin Abhisek Kumar ini mencampur kunyit bubuk dengan polimer kental. Setelah itu, campuran itu disebarkan ke sebuah piring. Kemudian, tim ini mengarahkan sinar LED ke piring dan mengukur gelombang cahaya yang dipancarkan dari piring. Seperti dikutip esciecenews, jika terdapat bahan peledak maka cahaya akan redup dan barisan sensor berbahan dasar kunyit itu pun mendeteksi bahan peledak itu.
Kumar mengatakan, menerangi bahan kimia tertentu (kunyit) menyebabkan bahan campuran itu kembali memancarkan cahaya berwarna lain. Contohnya, efek ini bisa ditemukan pada bahan glow in the dark. Intensitas pemancaran cahaya dapat berubah jika molekul berbeda terikat pada materi yang mengeluarkan cahaya. Teknik inilah yang dinamakan teknik penginderaan melalui pemanfaatan cahaya.[mor-inilah-modf.]
Rabu, 30 Maret 2011
Selasa, 29 Maret 2011
Cara Menghentikan Spam Facebook
Jika Anda melihat banyak kependekan URL mewarnai Facebook, berhati-hatilah. Ini spam yang marak di akun masyarakat. Tiny URL merupakan cloaking URL atau fasilitas memperpendek URL pengguna.
Keuntungannya, masyarakat bisa menyingkat nama web menjadi lebih pendek dan menyembunyikan nama asli dari situs yang kita ingin publikasikan. Beberapa pihak menganggap ini menjadi bagian dari bisnis di internet yang disebut affiliate marketing. Sayangnya, beberapa pengguna internet mengaku terganggu dengan kehadiran spam Facebook berupa Tiny URL. Beberapa di antaranya http://tinyurl.com/xxxxxxxxxx.
Lihat saja ada akun Facebook milik seorang anak SD yang tiba-tiba memuat status terbaru yang jorok dan tidak sesuai dengan usianya. “SAYA MAHO, SIAPA Y*** M** A** I*** ♥. C**e nih c*l* sendirian l*** aja nih video ku http://bit.ly/XXXXX”. Padahal pemilik akun itu jelas tidak menuliskan status seperti itu. Jelas saja spam semacam ini sangat mengganggu pemilik akun. Pengamat teknologi Budi Raharjo saat dihubungi menegaskan kepada masyarakat bahwa fenomena ini cukup berbahaya. Karenanya, jangan mengakses URL itu meskipun disertai kalimat yang menarik. “Banyak tipe dari jenis spam ini. Biasanya, orang yang klik akan secara otomatis kalimat di status teman mereka dan pengguna akun itu kadang tidak menyadarinya. Yang bahaya, jika URL itu terhubung dengan situs porno atau permohonan ganti kata kunci palsu,” ujar Budi Raharjo.
Bentuk penipuan via perpendekan URL ini adalah munculnya situs yang seolah Facebook dan meminta pengguna mengganti kata kunci atau mencantumkan alamat email. Selanjutnya, penyebar spam itu akan mencuri kata kunci atau mencoba mengakses email pengguna. “Inilah bahayanya. Kadang, banyak masyarakat yang menyimpan data penting di email. Kalau password dicuri, kita yang rugi sendiri. Cara terbaik untuk menghentikannya adalah Anda perlu log out dari Facebook dan mengganti password Facebook,” tegas Budi. Selain itu, agar tidak tertipu, pengguna dapat klik ‘Preview Feature’ di sebelah kiri lalu mengakses tulisan ‘click here to enable previews’. Inilah cara untuk melihat link yang disembunyikan oleh Tiny URL. [mdr-inilah-modf.]
Keuntungannya, masyarakat bisa menyingkat nama web menjadi lebih pendek dan menyembunyikan nama asli dari situs yang kita ingin publikasikan. Beberapa pihak menganggap ini menjadi bagian dari bisnis di internet yang disebut affiliate marketing. Sayangnya, beberapa pengguna internet mengaku terganggu dengan kehadiran spam Facebook berupa Tiny URL. Beberapa di antaranya http://tinyurl.com/xxxxxxxxxx.
Lihat saja ada akun Facebook milik seorang anak SD yang tiba-tiba memuat status terbaru yang jorok dan tidak sesuai dengan usianya. “SAYA MAHO, SIAPA Y*** M** A** I*** ♥. C**e nih c*l* sendirian l*** aja nih video ku http://bit.ly/XXXXX”. Padahal pemilik akun itu jelas tidak menuliskan status seperti itu. Jelas saja spam semacam ini sangat mengganggu pemilik akun. Pengamat teknologi Budi Raharjo saat dihubungi menegaskan kepada masyarakat bahwa fenomena ini cukup berbahaya. Karenanya, jangan mengakses URL itu meskipun disertai kalimat yang menarik. “Banyak tipe dari jenis spam ini. Biasanya, orang yang klik akan secara otomatis kalimat di status teman mereka dan pengguna akun itu kadang tidak menyadarinya. Yang bahaya, jika URL itu terhubung dengan situs porno atau permohonan ganti kata kunci palsu,” ujar Budi Raharjo.
Bentuk penipuan via perpendekan URL ini adalah munculnya situs yang seolah Facebook dan meminta pengguna mengganti kata kunci atau mencantumkan alamat email. Selanjutnya, penyebar spam itu akan mencuri kata kunci atau mencoba mengakses email pengguna. “Inilah bahayanya. Kadang, banyak masyarakat yang menyimpan data penting di email. Kalau password dicuri, kita yang rugi sendiri. Cara terbaik untuk menghentikannya adalah Anda perlu log out dari Facebook dan mengganti password Facebook,” tegas Budi. Selain itu, agar tidak tertipu, pengguna dapat klik ‘Preview Feature’ di sebelah kiri lalu mengakses tulisan ‘click here to enable previews’. Inilah cara untuk melihat link yang disembunyikan oleh Tiny URL. [mdr-inilah-modf.]
Senin, 28 Maret 2011
Naik Kendaraan Umum = Selamatkan Bumi
Tidak selamanya kota-kota besar menjadi salah satu penyumbang polusi di Bumi. Menurut sebuah studi, kesadaran menggunakan kendaraan umum menjadi pemicu untuk menekan polusi. Buktinya kota-kota
dengan luas yang besar seperti Denver dan Rotterdam justru polusi yang dihasilkan cukup banyak ketimbang kota yang 'sejenis' seperti New York, London bahkan Shanghai. Penduduk kota yang biasa menggunakan angkutan umum daripada mobil pribadi membantu menekan emisi lebih rendah ketimbang kota lainnya.
Denver, kota bagian barat Amerika Serikat itu, justru menyumbangkan emisi hampir dua kali lipat dibandingkan New York. 'Hal ini terutama disebabkan kepadatan New York lebih besar dan ketergantungan jauh lebih rendah untuk menggunakan mobil ketika bepergian, "kata studi tersebut, seperti dikutip AFP.
Para peneliti mengkaji data dari 100 kota di 33 negara untuk mengetahui petunjuk tentang penyebab pencemar terbesar dan mengapa, sekaligus membandingkan tiap-tiap kotanya. Hasilnya 71 persen kota-kota di seluruh dunia menyumbang emisi gas rumah kaca dunia. Menurut peneliti tersebut, polusi yang dihasilkan oleh satu mobil pribadi terkadang jauh lebih besar ketimbang angkutan umum. Tapi ingat satu kendaraan umum mampu menampung banyak penumpang.[tyo-Susetyo Dwi Prihadi-modf.]
dengan luas yang besar seperti Denver dan Rotterdam justru polusi yang dihasilkan cukup banyak ketimbang kota yang 'sejenis' seperti New York, London bahkan Shanghai. Penduduk kota yang biasa menggunakan angkutan umum daripada mobil pribadi membantu menekan emisi lebih rendah ketimbang kota lainnya.
Denver, kota bagian barat Amerika Serikat itu, justru menyumbangkan emisi hampir dua kali lipat dibandingkan New York. 'Hal ini terutama disebabkan kepadatan New York lebih besar dan ketergantungan jauh lebih rendah untuk menggunakan mobil ketika bepergian, "kata studi tersebut, seperti dikutip AFP.
Para peneliti mengkaji data dari 100 kota di 33 negara untuk mengetahui petunjuk tentang penyebab pencemar terbesar dan mengapa, sekaligus membandingkan tiap-tiap kotanya. Hasilnya 71 persen kota-kota di seluruh dunia menyumbang emisi gas rumah kaca dunia. Menurut peneliti tersebut, polusi yang dihasilkan oleh satu mobil pribadi terkadang jauh lebih besar ketimbang angkutan umum. Tapi ingat satu kendaraan umum mampu menampung banyak penumpang.[tyo-Susetyo Dwi Prihadi-modf.]
Minggu, 27 Maret 2011
Kawasan Indonesia Yang Rawan Tsunami
Geolog ITS Surabaya Dr Amien Widodo menyatakan, kawasan pantai barat Sumatra dan pantai selatan Jawa-Bali-Nusa Tenggara-Kepulauan Maluku-Maluku Utara, pantai utara dan timur Sulawesi, serta pantai utara Papua merupakan kawasan yang
rawan tsunami. "Itu karena kawasan-kawasan itu terletak di kawasan tektonik aktif seperti di Jepang. Karena itu kita dapat belajar pada Jepang tentang cara siaga tsunami," kata Widodo di Surabaya, menanggapi pelajaran penting dari tsunami dan ledakan reaktor nuklir di Jepang. Menurut peneliti bencana dari ITS Surabaya itu Jepang merupakan negara yang rawan tsunami dan gempa. Sebab, Jepang terletak di kawasan geologi tektonik aktif, yaitu di kawasan tumbukan lempeng Eurasia dan lempeng Pasifik dengan jarak tumbukan lempeng kurang dari 100 kilometer. "Indonesia juga rawan tsunami di kawasan barat Sumatra dan selatan Jawa, Nusa Tenggara, Maluku, serta utara Papua, karena ditekan oleh tiga lempeng/kulit bumi aktif, yaitu lempeng Indo-Australia di bagian selatan, lempeng Euro-Asia di bagian utara dan Lempeng Pasifik di bagian Timur," paparnya.
Selain itu, sejumlah daerah di Indonesia juga terletak dekat dengan zona patahan aktif, yakni daerah sepanjang Bukit Barisan di Pulau Sumatra, Provinsi Jawa Barat, Jawa Tengah, DI Yogyakarta, Jawa Timur, Bali, Nusa Tenggara Barat, Nusa Tenggara Timur, Pulau Sulawesi, Kepulauan Maluku, dan Pulau Papua. "Bedanya, Jepang menyadari akan kondisi yang dihadapi dan mereka tidak punya pilihan lain. Karena itu mereka meneliti, mengembangkan teknologi konstruksi, sistem peringatan dini, mengembangkan bangunan tahan gempa, dan melatih serta memahamkan kepada seluruh rakyat," tuturnya. Bahkan, mereka melakukan gladi atau simulasi menghadapi gempa secara rutin dalam jangka waktu tertentu. Karena sosialisasi sudah berlangsung lama maka masyarakat Jepang sudah terbangun budaya keselamatan. "Sosialisasi yang terus menerus hingga melahirkan budaya keselamatan itu, terlihat saat terjadi gempa 11 Maret 2011, yakni masyarakat Jepang tidak panik. Mereka reflek bersembunyi di bawah meja sampai getaran selesai, lalu mereka keluar ruangan antre satu persatu tanpa berebut," ujarnya.
Demikian pula saat evakuasi naik kendaraan merekapun tetap antre satu persatu, dan tidak ada keluhan trauma akibat gempa. "Yang menarik, berita-berita media di Jepang lebih banyak mendorong untuk bangkit dan bukan berita rebutan dan atau merampok bantuan/makanan, atau berita belum mendapatkanbantuan dan lain sebagainya," katanya. Ia menegaskan bahwa pelajaran juga bisa diperoleh dari masyarakat Pulau Simeuleu, Aceh, ketika terjadi gempa besar yang memicu tsunami pada 26 Desember 2004. "Bencana yang menewaskan 165.708 korban jiwa dan nilai kerusakan yang ditimbulkan mencapai lebih dari Rp4 triliun itu, juga melanda 11 negara dengan korban tewas lebih dari 225.000 jiwa dan menimbulkan kehancuran hebat di banyak kawasan pesisir," katanya. Namun, masyarakat Pulau Simelue Aceh yang aktif dan selalu belajar dari kejadian gempa dan tsunami yang pernah terjadi telah mengembangkan sistem deteksi dini dengan teriakan "semong" yang berarti air laut surut dan semua orang harus segera lari menuju ke bukit.
"Istilah semong selalu disosialisasikan dengan dongeng legenda oleh tokoh masyarakat setempat secara turun temurun, sehingga istilah ini jadi melekat dan membudaya di hati setiap penduduk Pulau Simeuleu. Istilah semong ini dikembangkan sejak tahun 1900 dan istilah ini pula yang menyelamatkan hampir seluruh rakyat Pulau Simelue dari amukan tsunami," ucapnya. Oleh karena itu, kawasan barat Sumatra dan selatan Jawa hendaknya segera mempelajari kejadian bencana di masa lampau dan belajar dari bencana serupa di tempat lain serta membentuk komunitas siaga tsunami di tingkat RT yang terkoordinasi dengan BNPB, BPBD, BMKG, PMI, Perguruan Tinggi, dan sebagainya.[Ant/DOR-metrotv-modf.]
rawan tsunami. "Itu karena kawasan-kawasan itu terletak di kawasan tektonik aktif seperti di Jepang. Karena itu kita dapat belajar pada Jepang tentang cara siaga tsunami," kata Widodo di Surabaya, menanggapi pelajaran penting dari tsunami dan ledakan reaktor nuklir di Jepang. Menurut peneliti bencana dari ITS Surabaya itu Jepang merupakan negara yang rawan tsunami dan gempa. Sebab, Jepang terletak di kawasan geologi tektonik aktif, yaitu di kawasan tumbukan lempeng Eurasia dan lempeng Pasifik dengan jarak tumbukan lempeng kurang dari 100 kilometer. "Indonesia juga rawan tsunami di kawasan barat Sumatra dan selatan Jawa, Nusa Tenggara, Maluku, serta utara Papua, karena ditekan oleh tiga lempeng/kulit bumi aktif, yaitu lempeng Indo-Australia di bagian selatan, lempeng Euro-Asia di bagian utara dan Lempeng Pasifik di bagian Timur," paparnya.
Selain itu, sejumlah daerah di Indonesia juga terletak dekat dengan zona patahan aktif, yakni daerah sepanjang Bukit Barisan di Pulau Sumatra, Provinsi Jawa Barat, Jawa Tengah, DI Yogyakarta, Jawa Timur, Bali, Nusa Tenggara Barat, Nusa Tenggara Timur, Pulau Sulawesi, Kepulauan Maluku, dan Pulau Papua. "Bedanya, Jepang menyadari akan kondisi yang dihadapi dan mereka tidak punya pilihan lain. Karena itu mereka meneliti, mengembangkan teknologi konstruksi, sistem peringatan dini, mengembangkan bangunan tahan gempa, dan melatih serta memahamkan kepada seluruh rakyat," tuturnya. Bahkan, mereka melakukan gladi atau simulasi menghadapi gempa secara rutin dalam jangka waktu tertentu. Karena sosialisasi sudah berlangsung lama maka masyarakat Jepang sudah terbangun budaya keselamatan. "Sosialisasi yang terus menerus hingga melahirkan budaya keselamatan itu, terlihat saat terjadi gempa 11 Maret 2011, yakni masyarakat Jepang tidak panik. Mereka reflek bersembunyi di bawah meja sampai getaran selesai, lalu mereka keluar ruangan antre satu persatu tanpa berebut," ujarnya.
Tsunami 26 Desember 2004 |
"Istilah semong selalu disosialisasikan dengan dongeng legenda oleh tokoh masyarakat setempat secara turun temurun, sehingga istilah ini jadi melekat dan membudaya di hati setiap penduduk Pulau Simeuleu. Istilah semong ini dikembangkan sejak tahun 1900 dan istilah ini pula yang menyelamatkan hampir seluruh rakyat Pulau Simelue dari amukan tsunami," ucapnya. Oleh karena itu, kawasan barat Sumatra dan selatan Jawa hendaknya segera mempelajari kejadian bencana di masa lampau dan belajar dari bencana serupa di tempat lain serta membentuk komunitas siaga tsunami di tingkat RT yang terkoordinasi dengan BNPB, BPBD, BMKG, PMI, Perguruan Tinggi, dan sebagainya.[Ant/DOR-metrotv-modf.]
Jumat, 25 Maret 2011
Manfaat Program Earth Hour
Kampanye Earth Hour yang digelar Sabtu, 26 Maret 2011 pukul 20.30-21.30 WIB, diperkirakan mampu menghemat daya listrik hingga 661,5 megawatt (MW) dari rata-rata beban puncak listrik Jawa-Bali sebesar 18.200 MW.
Syaratnya, konsumen listrik PT PLN melakukan pengurangan konsumsi listrik minimal 100 watt selama satu jam pelaksanaan Earth Hour tersebut. Kepala Badan Pengendalian Lingkungan Hidup Daerah (BPLHD) Jabar Setiawan Wangsaatmaja mengatakan, Earth Hour merupakan kampanye global yang melibatkan seluruh penduduk dunia. Mulai individu hingga instansi, untuk bermasa-sama mendukung gerakan penurunan emisi gas karbondioksida (CO2) yang merusak bumi.
“Jumlah pengematan listrik sebesar 661,54 MW tersebut bisa tercapai jika 10% saja penduduk Jabar yang terlayani listrik turut berpartisipasi mematikan listrik atau peralatan listrik selama satu jam pada momen Earth Hour,” kata Setiawan dalam sosialisasi Earth Hour di Kantor BPLHD Jabar, Jalan Naripan Kota Bandung. Pengurangan konsumsi listrik sebesar 661,5 MW itu setara dengan mengurangi emisi CO2 sebesar 589 ton atau menghemat biaya Rp 476 juta dan menyediakan oksigen bagi 1.178 orang.
Setiawan mengatakan, program Earth Hour diikuti serentak di seluruh dunia sebagai salah satu cara mengantisipasi perubahan iklim global. “Di Pemprov Jabar, kami akan melakukan kegiatan simbolik pelaksanaan Earth Hour di beberapa lokasi, seperti Gedung Sate, Balai Kota Bandung, Kampus ITB dan Unpad,” tegasnya.[den-inilah-modf.]
Syaratnya, konsumen listrik PT PLN melakukan pengurangan konsumsi listrik minimal 100 watt selama satu jam pelaksanaan Earth Hour tersebut. Kepala Badan Pengendalian Lingkungan Hidup Daerah (BPLHD) Jabar Setiawan Wangsaatmaja mengatakan, Earth Hour merupakan kampanye global yang melibatkan seluruh penduduk dunia. Mulai individu hingga instansi, untuk bermasa-sama mendukung gerakan penurunan emisi gas karbondioksida (CO2) yang merusak bumi.
“Jumlah pengematan listrik sebesar 661,54 MW tersebut bisa tercapai jika 10% saja penduduk Jabar yang terlayani listrik turut berpartisipasi mematikan listrik atau peralatan listrik selama satu jam pada momen Earth Hour,” kata Setiawan dalam sosialisasi Earth Hour di Kantor BPLHD Jabar, Jalan Naripan Kota Bandung. Pengurangan konsumsi listrik sebesar 661,5 MW itu setara dengan mengurangi emisi CO2 sebesar 589 ton atau menghemat biaya Rp 476 juta dan menyediakan oksigen bagi 1.178 orang.
Setiawan mengatakan, program Earth Hour diikuti serentak di seluruh dunia sebagai salah satu cara mengantisipasi perubahan iklim global. “Di Pemprov Jabar, kami akan melakukan kegiatan simbolik pelaksanaan Earth Hour di beberapa lokasi, seperti Gedung Sate, Balai Kota Bandung, Kampus ITB dan Unpad,” tegasnya.[den-inilah-modf.]
Facebook dan Twitter dalam Intaian Intelijen
Di antara kerumunan massa di Lapangan Tahrir Kairo Mesir, lelaki kurus dengan janggut yang sebagian telah memutih, menenteng sebuah kertas kardus. Di atas kardus itu tertulis kalimat dalam bahasa Arab.
"Syukran Syabab Mishr (Terima kasih, pemuda Mesir)." Di bawah tulisan Arab itu, terpampang jelas tulisan latin yang lebih besar dengan spidol merah. "Facebook." Momen itu diabadikan oleh wartawan NBC Robert Engel dan kemudian beredar luas melalui jejaring mikroblog Twitter. Facebook dan Twitter memang memiliki peran sentral dalam memobilisasi aksi massa demonstran di Mesir, yang kemudian berhasil menumbangkan Presiden Hosni Mubarak. Tak heran bila kemudian seorang bayi yang lahir di wilayah Ibrahimya, Mesir, diberi nama 'Facebook' untuk mengabadikan momentum revolusi Mesir, yang dimulai dari situs jejaring sosial itu. Di dalam negeri, kekuatan jejaring sosial juga tercatat dalam berbagai peristiwa besar, mulai dari mobilisasi dukungan terhadap Prita Mulyasari hingga gerakan pembebasan pimpinan KPK, Bibit Samad Riyanto dan Chandra M. Hamzah.
Kehebatan jejaring sosial dalam menghimpun masa dan menyampaikan pesan dalam sekejap ke jutaan orang ternyata juga mengundang intelejen untuk mengawasinya. Seperti dikatakan Ketua Badan Intelijen Negara (BIN), Sutanto, bahwa intelijen akan memantau penggunaan jejaring sosial yang mengarah ke teror dan subversif. "Yang membahayakan tentu kami pantau, yang arahnya teror dan subversif tentu kami pantau," kata Sutanto seusai rapat dengan Komisi I DPR, Selasa 22 Maret 2011, Namun, kata Sutanto, BIN hanya menjadi lembaga yang membantu memberikan informasi dini. Data awal itu nantinya akan diserahkan kepada Menteri Komunikasi dan Informatika. "Menkominfo yang akan menentukan langkahnya." Kepala Pusat Informasi dan Hubungan Masyarakat Kementerian Kominfo, Gatot S Dewabroto, menjelaskan bahwa proses pemantauan dan pengintaian terhadap akun Facebook atau Twitter terhadap seseorang tak bisa dilakukan dengan mudah.
Pasalnya, beberapa regulasi mengatur hal ini dengan ketat. Misalnya, Undang-Undang Telekomunikasi No 36 Tahun 1999, pasal 40 dan 42, melarang adanya penyadapan informasi apapun kecuali adanya permintaan dari Jaksa Agung dan Kepala Kepolisian RI, atau pihak penyidik. Selain itu, kata Gatot, peraturan di Undang-Undang No 11 Tahun 2008 tentang Informasi dan Transaksi Elektronik (UU ITE), juga mengaturnya secara ketat di pasal 27-35. "Artinya, ini harus dilakukan secara rigid, hati-hati, sesuai peraturan, agar benar-benar tidak melanggar hak pribadi seseorang." Dia menambahkan, pemantauan terhadap jejaring sosial, secara teknis juga sangat sulit mengingat besarnya trafik pengakses situs jejaring sosial dari Indonesia. "Trafik jejaring sosial di sini per hari bisa mencapai 50-60 juta." Pengawasan bisa dilakukan bila memang sudah ada target yang jelas. Upaya itu pun dasarnya harus benar-benar kuat sehingga tidak melanggar hak asasi seseorang. Gatot mengakui, hal tersebut sudah pernah dilakukan dalam aksi pemantauan untuk pemberantasan kasus terorisme. Indonesia Security Incident Response Team on Internet Infrastructure (ID-SIRTII), lembaga pengawasan keamanan jaringan telekomunikasi berbasis protokol internet, mendapat permintaan dari Densus 88 untuk mengintai tersangka kasus terorisme.
"Namun ID SIRTII hanya sebatas memberikan catatan log file trafik data yang bersangkutan," kata Gatot. Wakil Pimpinan DPR dari Fraksi PKS, Anis Matta, mendukung upaya pengawasan di situs jejaring sosial Twitter dan Facebook. Syaratnya, kata dia, pengawasan itu tidak mengganggu kebebasan masyarakat dalam bertukar informasi. "Rencana ini bagus, namun tidak harus mengganggu kebebasan masyarakat," katanya kepada wartawan, di kantornya, Selasa 22 Maret 2011. Ia juga mengatakan bahwa tak mungkin pemerintah bisa mengawasi semua akun Twitter atau Facebook, karena banyaknya pengguna kedua situs tersebut. Indonesia sendiri memiliki lebih dari 35 juta pengguna Facebook dan merupakan negara kedua terbesar pengguna Facebook setelah Amerika Serikat. Sementara di ranah Twitter, Indonesia berada di peringkat tiga terbesar setelah Amerika Serikat dan Brazil, dengan persentase tweet 14,52 persen dari seluruh tweet yang berseliweran di Twitter Oleh karenanya, menurut Anis, sebaiknya akun-akun yang telah diketahui bermasalah saja yang perlu diawasi dan ditelusuri, agar tidak menimbulkan kecemasan di masyarakat. [efbez-wah33d-modf.]
"Syukran Syabab Mishr (Terima kasih, pemuda Mesir)." Di bawah tulisan Arab itu, terpampang jelas tulisan latin yang lebih besar dengan spidol merah. "Facebook." Momen itu diabadikan oleh wartawan NBC Robert Engel dan kemudian beredar luas melalui jejaring mikroblog Twitter. Facebook dan Twitter memang memiliki peran sentral dalam memobilisasi aksi massa demonstran di Mesir, yang kemudian berhasil menumbangkan Presiden Hosni Mubarak. Tak heran bila kemudian seorang bayi yang lahir di wilayah Ibrahimya, Mesir, diberi nama 'Facebook' untuk mengabadikan momentum revolusi Mesir, yang dimulai dari situs jejaring sosial itu. Di dalam negeri, kekuatan jejaring sosial juga tercatat dalam berbagai peristiwa besar, mulai dari mobilisasi dukungan terhadap Prita Mulyasari hingga gerakan pembebasan pimpinan KPK, Bibit Samad Riyanto dan Chandra M. Hamzah.
Kehebatan jejaring sosial dalam menghimpun masa dan menyampaikan pesan dalam sekejap ke jutaan orang ternyata juga mengundang intelejen untuk mengawasinya. Seperti dikatakan Ketua Badan Intelijen Negara (BIN), Sutanto, bahwa intelijen akan memantau penggunaan jejaring sosial yang mengarah ke teror dan subversif. "Yang membahayakan tentu kami pantau, yang arahnya teror dan subversif tentu kami pantau," kata Sutanto seusai rapat dengan Komisi I DPR, Selasa 22 Maret 2011, Namun, kata Sutanto, BIN hanya menjadi lembaga yang membantu memberikan informasi dini. Data awal itu nantinya akan diserahkan kepada Menteri Komunikasi dan Informatika. "Menkominfo yang akan menentukan langkahnya." Kepala Pusat Informasi dan Hubungan Masyarakat Kementerian Kominfo, Gatot S Dewabroto, menjelaskan bahwa proses pemantauan dan pengintaian terhadap akun Facebook atau Twitter terhadap seseorang tak bisa dilakukan dengan mudah.
Pasalnya, beberapa regulasi mengatur hal ini dengan ketat. Misalnya, Undang-Undang Telekomunikasi No 36 Tahun 1999, pasal 40 dan 42, melarang adanya penyadapan informasi apapun kecuali adanya permintaan dari Jaksa Agung dan Kepala Kepolisian RI, atau pihak penyidik. Selain itu, kata Gatot, peraturan di Undang-Undang No 11 Tahun 2008 tentang Informasi dan Transaksi Elektronik (UU ITE), juga mengaturnya secara ketat di pasal 27-35. "Artinya, ini harus dilakukan secara rigid, hati-hati, sesuai peraturan, agar benar-benar tidak melanggar hak pribadi seseorang." Dia menambahkan, pemantauan terhadap jejaring sosial, secara teknis juga sangat sulit mengingat besarnya trafik pengakses situs jejaring sosial dari Indonesia. "Trafik jejaring sosial di sini per hari bisa mencapai 50-60 juta." Pengawasan bisa dilakukan bila memang sudah ada target yang jelas. Upaya itu pun dasarnya harus benar-benar kuat sehingga tidak melanggar hak asasi seseorang. Gatot mengakui, hal tersebut sudah pernah dilakukan dalam aksi pemantauan untuk pemberantasan kasus terorisme. Indonesia Security Incident Response Team on Internet Infrastructure (ID-SIRTII), lembaga pengawasan keamanan jaringan telekomunikasi berbasis protokol internet, mendapat permintaan dari Densus 88 untuk mengintai tersangka kasus terorisme.
"Namun ID SIRTII hanya sebatas memberikan catatan log file trafik data yang bersangkutan," kata Gatot. Wakil Pimpinan DPR dari Fraksi PKS, Anis Matta, mendukung upaya pengawasan di situs jejaring sosial Twitter dan Facebook. Syaratnya, kata dia, pengawasan itu tidak mengganggu kebebasan masyarakat dalam bertukar informasi. "Rencana ini bagus, namun tidak harus mengganggu kebebasan masyarakat," katanya kepada wartawan, di kantornya, Selasa 22 Maret 2011. Ia juga mengatakan bahwa tak mungkin pemerintah bisa mengawasi semua akun Twitter atau Facebook, karena banyaknya pengguna kedua situs tersebut. Indonesia sendiri memiliki lebih dari 35 juta pengguna Facebook dan merupakan negara kedua terbesar pengguna Facebook setelah Amerika Serikat. Sementara di ranah Twitter, Indonesia berada di peringkat tiga terbesar setelah Amerika Serikat dan Brazil, dengan persentase tweet 14,52 persen dari seluruh tweet yang berseliweran di Twitter Oleh karenanya, menurut Anis, sebaiknya akun-akun yang telah diketahui bermasalah saja yang perlu diawasi dan ditelusuri, agar tidak menimbulkan kecemasan di masyarakat. [efbez-wah33d-modf.]
Kamis, 24 Maret 2011
Internet Mesin Mata-mata Terhebat di Dunia
Julian Assange tak menampik berbagai manfaat yang diberikan internet. Namun pendiri situs whistleblower WikiLeaks tersebut juga mewanti-wanti kepada pengguna akan fungsi lain dari internet, yakni sebagai mesin mata-mata terhebat
yang pernah ada di bumi. Demikian dikatakan Assange ketika berbicara di hadapan mahasiswa Universitas Cambridge, Inggris, diberitakan AFP. Assange yang juga mantan hacker komputer menyatakan bahwa internet, khususnya situs jejaring sosial seperti Facebook, memberikan kemudahan bagi pemerintah untuk mengintai aktivitas banyak orang.
"Ada aktivitas pemberontakan yang berkumpul di Facebook sekitar tiga atau empat tahun lalu dan berbasis di Kairo. Gerakan itu masih sangat kecil". "Setelah itu, mereka semua dikumpulkan dengan memanfaatkan Facebook lalu para partisipan kelompok itu dihajar, diinterogasi, dan dibui," jelasnya. "Internet juga memiliki beberapa cara yang memungkinkan kita untuk mengetahui apa yang dilakukan oleh pemerintah. Selain itu, internet juga merupakan mesin mata-mata terhebat yang pernah ada," tambah Assange. Kejadian ini, lanjut Assange, membuktikan bahwa selain memiliki kemampuan untuk memberi tahu kepada kita apa yang telah dilakukan pemerintah, internet juga menjadi mesin mata-mata terhebat yang pernah ada di dunia.
Bahkan, pria asal Australia berusia 39 tahun itu menyebut jika perkembangan teknologi juga turut berperan dalam menumbuh kembangkan rezim tirani. "Ini bukan teknologi yang mengakomodir kebebasan berbicara. Ini bukan teknologi yang menghormati hak asasi manusia," kata Assange. "Sebaliknya, ini adalah teknologi yang bisa digunakan untuk membuat sebuah rezim totaliter mata-mata, orang-orang seperti yang kita tidak pernah melihat," imbuhnya, skeptis. Meski demikian, Assenge tetap memiliki harapan terhadap internet untuk memberi manfaat positif kepada banyak orang hingga mengubah nasib suatu negara. Seperti bocoran kawat diplomatik di WikiLeaks yang dianggapnya telah membantu untuk memicu pemberontakan di negara-negara Arab. Ia juga mengatakan bahwa dilepasnya dokumen resmi diplomatik AS telah mengubah dinamika di Tunisia, yang pada akhirnya mengakibatkan perubahan rezim. Assange bersimpati pada Bradley Manning, tentara AS pelaku pembocoran dokumen tersebut yang kini berada di bui. [arrahmah-modf.]
yang pernah ada di bumi. Demikian dikatakan Assange ketika berbicara di hadapan mahasiswa Universitas Cambridge, Inggris, diberitakan AFP. Assange yang juga mantan hacker komputer menyatakan bahwa internet, khususnya situs jejaring sosial seperti Facebook, memberikan kemudahan bagi pemerintah untuk mengintai aktivitas banyak orang.
Julian Assange |
"Ada aktivitas pemberontakan yang berkumpul di Facebook sekitar tiga atau empat tahun lalu dan berbasis di Kairo. Gerakan itu masih sangat kecil". "Setelah itu, mereka semua dikumpulkan dengan memanfaatkan Facebook lalu para partisipan kelompok itu dihajar, diinterogasi, dan dibui," jelasnya. "Internet juga memiliki beberapa cara yang memungkinkan kita untuk mengetahui apa yang dilakukan oleh pemerintah. Selain itu, internet juga merupakan mesin mata-mata terhebat yang pernah ada," tambah Assange. Kejadian ini, lanjut Assange, membuktikan bahwa selain memiliki kemampuan untuk memberi tahu kepada kita apa yang telah dilakukan pemerintah, internet juga menjadi mesin mata-mata terhebat yang pernah ada di dunia.
Bahkan, pria asal Australia berusia 39 tahun itu menyebut jika perkembangan teknologi juga turut berperan dalam menumbuh kembangkan rezim tirani. "Ini bukan teknologi yang mengakomodir kebebasan berbicara. Ini bukan teknologi yang menghormati hak asasi manusia," kata Assange. "Sebaliknya, ini adalah teknologi yang bisa digunakan untuk membuat sebuah rezim totaliter mata-mata, orang-orang seperti yang kita tidak pernah melihat," imbuhnya, skeptis. Meski demikian, Assenge tetap memiliki harapan terhadap internet untuk memberi manfaat positif kepada banyak orang hingga mengubah nasib suatu negara. Seperti bocoran kawat diplomatik di WikiLeaks yang dianggapnya telah membantu untuk memicu pemberontakan di negara-negara Arab. Ia juga mengatakan bahwa dilepasnya dokumen resmi diplomatik AS telah mengubah dinamika di Tunisia, yang pada akhirnya mengakibatkan perubahan rezim. Assange bersimpati pada Bradley Manning, tentara AS pelaku pembocoran dokumen tersebut yang kini berada di bui. [arrahmah-modf.]
Rabu, 23 Maret 2011
Bill Gates Kalahkan Kepopuleran Einstein
Dalam daftar 'orang pengubah dunia,’ Bill Gates menempati posisi teratas. Survei terbaru Electronic Arts itu menempatkan Mark Zuckerberg di posisi kedua. Survei terbaru di Inggris pada mereka yang berusia di bawah 25 tahun itu menempatkan
pendiri Microsoft Bill Gates pada posisi puncak. Mark Zuckerberg di posisi kedua, Martin Luther King Jr. posisi ketiga, Albert Enstein di posisi 10. Mengejutkan, David Cameron di posisi empat, diikuti Isaac Newton dan Charles Darwin. Sementara seperti dikutip Our Daily, Bos Apple Steve Jobs tak masuk daftar itu.
Poling itu dilakukan dalam rangka merayakan game Dragon Age 2 buatan Electronic Arts yang akan diluncurkan. Electronic Arts melakukan survei bersama agen penelitian online, FlyResearch, pada lebih dari seribu penduduk Inggris berusia di bawah 25 tahun. "Hasil poling survei sangat mengejutkan dan memberitahu betapa berpengaruhnya orang-orang itu dan penemuannya bagi kehidupan," papar Sophie Orlando dari Electronic Arts.
Dragon Age 2 dipasarkan untuk Xbox 360, PS3 dan PC. Berikut daftar ‘pengubah dunia’ itu versi Electronic Arts. Bill Gates, Mark Zuckerberg, Martin Luther King Jr., David Cameron, Isaac Newton, Thomas Edison, Barack Obama, Charles Darwin, Alexander Graham Bell, dan Albert Einstein. [mor-inilah-modf.]
pendiri Microsoft Bill Gates pada posisi puncak. Mark Zuckerberg di posisi kedua, Martin Luther King Jr. posisi ketiga, Albert Enstein di posisi 10. Mengejutkan, David Cameron di posisi empat, diikuti Isaac Newton dan Charles Darwin. Sementara seperti dikutip Our Daily, Bos Apple Steve Jobs tak masuk daftar itu.
Bill Gates |
Mark Zuckerberg |
Poling itu dilakukan dalam rangka merayakan game Dragon Age 2 buatan Electronic Arts yang akan diluncurkan. Electronic Arts melakukan survei bersama agen penelitian online, FlyResearch, pada lebih dari seribu penduduk Inggris berusia di bawah 25 tahun. "Hasil poling survei sangat mengejutkan dan memberitahu betapa berpengaruhnya orang-orang itu dan penemuannya bagi kehidupan," papar Sophie Orlando dari Electronic Arts.
Martin Luther King Jr. |
David Cameron |
Isaac Newton |
Thomas Edison |
Barack Obama |
Charles Darwin |
Alexander Graham Bell |
Albert Einstein |
Dragon Age 2 dipasarkan untuk Xbox 360, PS3 dan PC. Berikut daftar ‘pengubah dunia’ itu versi Electronic Arts. Bill Gates, Mark Zuckerberg, Martin Luther King Jr., David Cameron, Isaac Newton, Thomas Edison, Barack Obama, Charles Darwin, Alexander Graham Bell, dan Albert Einstein. [mor-inilah-modf.]
Selasa, 22 Maret 2011
Negara Maniak Internet
Internet sudah menjadi bagian dari gaya hidup di sejumlah negara dunia. Beberapa negara tergolong sebagai maniak internet di antaranya Kanada, Inggris dan AS. Pada kuartal keempat 2010, rata-rata penggunaan internet di seluruh dunia
adalah 23,1 jam per bulan, berdasarkan laporan ComScore. Namun ternyata, negara paling maniak internet mengkonsumsi dua kali lipat. Sebagian besar masyarakat Kanada menghabiskan waktu 43,5 jam di depan layar setiap bulan.
Di posisi kedua adalah Amerika Serikat yang menghabiskan 35,3 jam per bulan untuk mengakses internet. Selanjutnya adalah Inggris dengan rata-rata akses media online itu 32,3 jam setiap bulan. Tidak mau kalah, Korea Selatan berada di posisi keempat dengan konsumsi 27,7 jam per bulan untuk akses internet.
Di peringkat kelima, Perancis dengan rata-rata 26,6 jam per bulan, disusul Brazil dengan 35,8 jam per bulan, Jerman yang menghabiskan 24,1 jam per bulan di internet, Rusia dengan 21,8 jam per bulan. Posisi ketiga dari bawah adalah Jepang dengan 18, 4 jam per bulan dan China dengan 13,5 jam per bulan. Peringkat kesebelas adalah India dengan akses 11,9 jam setiap bulan.[mor-inilah-modf.]
adalah 23,1 jam per bulan, berdasarkan laporan ComScore. Namun ternyata, negara paling maniak internet mengkonsumsi dua kali lipat. Sebagian besar masyarakat Kanada menghabiskan waktu 43,5 jam di depan layar setiap bulan.
Di posisi kedua adalah Amerika Serikat yang menghabiskan 35,3 jam per bulan untuk mengakses internet. Selanjutnya adalah Inggris dengan rata-rata akses media online itu 32,3 jam setiap bulan. Tidak mau kalah, Korea Selatan berada di posisi keempat dengan konsumsi 27,7 jam per bulan untuk akses internet.
Di peringkat kelima, Perancis dengan rata-rata 26,6 jam per bulan, disusul Brazil dengan 35,8 jam per bulan, Jerman yang menghabiskan 24,1 jam per bulan di internet, Rusia dengan 21,8 jam per bulan. Posisi ketiga dari bawah adalah Jepang dengan 18, 4 jam per bulan dan China dengan 13,5 jam per bulan. Peringkat kesebelas adalah India dengan akses 11,9 jam setiap bulan.[mor-inilah-modf.]
Langganan:
Postingan (Atom)