Internet, ponsel dan jejaring sosial kini telah merasuk di kehidupan seluruh segmen masyarakat. Gejalanya dianggap hampir sama dengan kecanduan alkohol dan miras. Namun psikolog mengatakan, internet bukanlah candu melainkan kebutuhan yang harus dipenuhi di era modern ini. Sebuah penelitian di University of Maryland melibatkan 200 siswa sekolah dan mahasiswa yang ditantang untuk meninggalkan internet, ponsel dan jejaring sosial miliknya selama sehari. Setelah satu hari lewat, mayoritas responden tersebut langsung terlihat antusias untuk kembali berinteraksi.
"Kebanyakan mereka yang ikut penelitian ini sangat tidak suka jika harus memutuskan hubungan dengan media sosial yang dimiliki. Sama halnya dengan ketidaksukaan mereka jika dilarang untuk pergi bersama teman atau kerabat," ujar Susan Moeller, seperti dikutip dalam TVNZ. Bahkan, lanjut Susan, kebanyakan mereka mengeluhkan pelarangan satu hari untuk tidak menggunakan SMS, instant messages, email dan Facebook.
"Saya memang benar-benar telah kecanduan. Dengan mengirim pesan dan chatting bersama teman-teman, saya merasa sangat nyaman sekali. Namun jika saya tidak boleh menggunakannya sama sekali, saya merasa sendirian dan tersingkir dalam pergaulan," ujar salah satu responden, yang menuliskan keluhannya di sebuah blog. Jika kebanyakan responden tersebut mengaku sangat dekat dengan internet dan ponsel, maka hanya sedikit yang mengaku masih mau membaca berita dan koran.
Namun begitu, Asosiasi Psikiater AS tidak menganggap hal ini sebagai sebuah candu atau penyakit. Mereka menganggap hal ini sebagai sebuah konsekuensi dalam menjalani gaya hidup modern. Responden dalam penelitian ini juga menunjukkan tidak adanya loyalitas dalam sebuah program atau platform pemberitaan, atau bahkan personaliti. Mereka hanya mengadakan hubungan biasa dengan sebuah brand baru, dan malah cenderung menghilangkan perbedaan antara sebuah berita dengan informasi umum. "Mereka peduli dengan apa yang sedang terjadi di sekeliling mereka, baik terhadap teman maupun keluarga, bahkan masalah yang terjadi di seluruh dunia," ujar ilmuwan peneliti Raymond McCaffrey Ph.D. (srn- Sarie-modf.)
Setidaknya 65.000 ponsel dengan sistem operasi Android milik Google dikapalkan setiap harinya, kata kepala eksekutif Google, Eric Schmidt. Schmidt berbicara di pertemuan tahunan pemilik saham Google di kantor pusat perusahaan Mountain View, California, mengatakan bahwa sistem open-source Android saat ini telah digunakan di 34 perangkat mobile di 49 negara. “Sepertinya Android akan menjadi setidaknya pemain nomor satu atau nomor dua di pasar ponsel mobile,” kata Schmidt di pertemuan tersebut di mana tampil streaming langsung di YouTube yang dimiliki oleh Google. Google membuat software Android ini dapat digunakan di produksi handset lain, juga dijual di smartphone mereka, Nexus One.
“Mitra kita telah mengapalkan 65.000 perangkat Android setiap hari,” kata Schmidt. Jika menjual lebih dari 2 juta perangkat Android dalam satu bulan maka Google akan mendekati saingannya, Apple di mana dilaporkan telah berhasil menjual 8,75 juta iPhone di kuartal terakhir. Menurut perusahaan penelitian industri NPD, penjualan smartphone di AS yang menjalankan Android mengalami lonjakan dibandingkan Apple pada kuartal pertama di tahun tersebut. Smartphone yang menjalankan Android dihitung sebesar 28% dari penjualan ke konsumen AS dibandingkan dengan 21% iPhone, kata NPD. Research in Motion yang berlokasi di Kanada serta produsen dari produk populer BlackBerry mempertahankan posisi teratas dengan 36% penjualan smartphone AS di kuartal tersebut.
“Strategi kami sangat berbeda dari orang lain,” kata Schmidt soal Android. “Kita melisensi kode kita dengan gratis, sehingga ini benar-benar revolusioner. Kita mencoba untuk membangun ekosistem keseluruhan dengan terbuka, ini berbeda dengan pihak lain,” tambahnya lagi tanpa menyebutkan nama Apple. Salah satu pendiri Google Larry Page yang juga menghadiri pertemuan tersebut mengatakan bahwa strategi mendapatkan lebih banyak perangkat agar menjalankan Android akan memberikan keuntungan lebih pada mesin pencari Google.“Saya pikir kalian akan melihat bahwa produk matang ini akan memberi gambaran bagaimana membuat lebih banyak uang dari benda ini,” kata Page. Schmidt setuju dan mengatakan, “Sementara ini memang benar bahwa kita sangat bahagia untuk meluncurkan Android, aplikasi dan layanan dapat diberikan dengan sangat besar, framework yang sangat luas dan menjadi sangat berhaga setidaknya 5 atau 10 tahun mendatang.” [ito-Ellyzar Zachra PB-modf.]
Internet hingga sekarang masih dipercaya sebagian orang sebagai alat untuk menemukan jodoh. Di Australia, bahkan 25 persen pengguna internet mengaku sering melakukan kencan online. Tentu saja pasangannya adalah orang yang mereka temukan di internet. Hasil tersebut diungkapkan survei yang dilakukan Nielsen terhadap sekira 3.764 orang dewasa secara online. Selain itu, hasil lain yang terungkap bahwa 38 orang dewasa masih pikir-pikir untuk mencari jodoh atau berkencan di internet. Hasil lainnya, 37 persen dari orang yang berkencan di internet selalu ingin melakukan 'kopi darat' dengan pasangannya.
Lalu, berapa banyak pasangan yang berhasil menjalin hubungan. 33,6 persen mengatakan hanya menjalani hubungan singkat. Sedangkan 16, 2 persen menyatakan menjalani hubungan dalam waktu cukup lama. Bahkan, 8,9 persen berlanjut ke hubungan pernikahan. Demikian dilansir SMH. Hubungan yang dijalani berdasarkan latar belakang pertemuan di internet ternyata juga bisa dikatakan hubungan yang serius dan bukan main-main. 72,7 persen responden mnyatakan sangat serius dalam mencari jodoh di internet.
Direktur Marketing Fairfax Digital, Lija Jarvis mengatakan masukan dan nasehat dari teman atau dari orang tua juga mempengaruhi peningkatan jumlah pencari jodoh via internet. (ugo- Stefanus Yugo Hindarto-modf.)
FBI meminta para penyedia layanan internet atau Internet Service Provider (ISP) di AS merekam data semua situs yang dikunjungi para konsumen dan tidak menghapusnya hingga dua tahun. Kebijakan tersebut sengaja dikeluarkan guna membantu para penegak hukum dalam menginvestigasi kasus-kasus terkait internet seperti pornografi anak atau masalah yang lebih serius lainnya. Cnet melansir, Director FBI Robert Mueller menyebutkan, bukan hanya FBI saja yang menekankan harus adanya peraturan untuk penyimpanan data kunjungan situs dalam waktu cukup lama. Banyak lembaga lain yang mendukung ide ini.
"FBI senantiasa berupaya memelihara kemampuannya yang sudah ada untuk mengadakan investigasi tindak kejahatan. Sebelumnya, peraturan federal sejak 1986 telah mewajibkan perusahaan telepon yang menawarkan layanan toll agar jangan menghapus data nama, alamat, nomor telepon yang masuk dan keluar dan sebagainya selama kurun waktu 18 bulan," kata Mueller. Kebijakan ini memang masih digodok. Jika peraturan ini jadi dilaksanakan, ISP nantinya hanya akan merekam data itu benar-benar untuk kepentingan penegakan hukum di wilayah dan negara setempat.
Hal ini dikemukakan salah satu perwakilan ISP di AS, Verizon Wireless melalui juru bicara Drew Arena. "Kami tidak akan sembarangan menyimpan informasi URL yang ada pada jaringan kami. Kami akan menyediakannya untuk penegakan hukum di wilayah setempat dengan persyaratan yang benar-benar ketat, bahwa mereka benar-benar memerlukannya untuk keperluan investigasi," kata Arena. Kebijakan ini pun akan memunculkan kemungkinan yang mengharuskan penyedia layanan internet aktif dalam investigasi dengan ikut melakukan log ke alamat Internet protocol, domain atau URL aktual dari situs-situs yang dikunjungi konsumen tertentu. (rah-Rachmatunnisa-modf.)
Google mulai menawarkan solusi bagi orang yang mencari hasil pencarian berhubungan dengan bunuh diri. Google akan menampilkan telepon berwarna merah di sisi atas halaman. Gambar sebuah telepon berwarna merah akan muncul di sisi atas daftar pencarian dan termasuk sejumlah nomor yang bisa dihubungi ke Pusat Pencegahan Bunuh Diri Nasional AS. Harian The New York Times mendaftar beberapa kata kunci yang bisa memicu munculnya nomor telepon tersebut, diantaranya ‘cara melakukan bunuh diri’, atau ‘pemikiran bunuh diri’. Namun kata ‘saya ingin mengakhiri hidup’ gagal mengeluarkan informasi hotline.
Kepala Strategi Kesehatan Google mengatakan bahwa pertama kali Google mengaplikasikan taktik serupa untuk pencarian ‘kontrol racun’. Orang tua yang khawatir, menginformasikan pada Google bahwa sulit bagi mereka menemukan nomor darurat saat anaknya menelan sesuatu yang diperkirakan berbahaya. Google kemudian mengeluarkan hasil pencarian untuk kontrol racun dengan menampilkan nomor gawat darurat yang bisa dihubungi secara menonjol. [ito-Syamsudin Prasetyo-modf.]
CEO Apple, Steve Jobs membagi rahasia di konferensi teknologi di Los Angeles, mengenai ide iPad yang ternyata lebih dulu muncul sebelum keberadaan iPhone. Ide menyingkirkan keyboard itu disebut sebagai tampilan multi-sentuh yang muncul di awal tahun 2000-an, meskipun pada saat itu perusahaan sedang mengerjakan bentuk telepon, ujar Jobs. Ide ini datang saat sebuah prototipe dibawa ke dirinya. “Saya berpikir, Ya Tuhan, kita dapat membangun sebuah ponsel dari sini,” kata Jobs dalam konferensi All Things Digital, Wall Street Journal di Rancho Palos Verdes.
Kemudian produk tablet ini ditaruh dalam rak, maka iPhone segera dikembangkan selama beberapa tahun sebelum debut pada 2007 dan Apple kemudian memulai untuk menjual komputer tablet iPad pada April lalu. Kedua produk ini telah mengambil beberapa fungsi komputer personal yang biasa digunakan beberapa komputer dengan menjalankan sistem operasi Windows oleh Microsoft dan beberapa program lain. Itu membantu Apple melewati Microsoft sebagai perusahaan tekologi terbesar di dunia berdasarkan nilai pasar.
Saat Jobs ditanya mengapa hubungan antara Google dan Apple akhir-akhir ini berubah tegang Jobs mengatakan "Mereka memutuskan untuk bersaing dengan kami, dan begitu mereka," kata Jobs. Google telah mengembangkan sebuah browser web dan sistem operasi komputer, serta mulai menjual ponsel sendiri pada bulan Januari. Menjelang konferensi pengembang perangkat lunak besar di San Francisco, Jobs tidak menjelaskan fitur baru yang akan muncul pada model iPhone baru mereka. Menyangkut popularitas iPad yang mengagumkan, Jobs mengatakan perangkat itu mulai mengikis kegunaan dari komputer pribadi. "Kami ingin berbicara tentang era pasca PC," katanya. "Saya pikir kita mulai menuju hal itu. Apakah itu terjadi tahun depan atau lima tahun dari sekarang atau tujuh tahun, Siapa yang tahu?"[ito-Ellyzar Zachra PB-modf.]
Akhirnya para ilmuwan menemukan bukti adanya kehidupan cerdas di permukaan bulan. Bukti tersebut berupa sebuah patung 10 inch yang dinamakan “The angel”. Patung ini ditemukan di reruntuhan batuan bulan yang di ambil oleh awak apollo XI tahun 1969 ! mengapa baru sekarang terkuak ? Nah, Sebenarnya kalangan internal NASA telah lama mengetahui adanya fakta ini namun mereka merahasiakannya dari publik untuk mencegah kehebohan massal.
Hanya baru-baru inilah seorang mantan ilmuwan di NASA, Dr charles membeberkannya kepada dunia. Patung tersebut berwujud wanita dengan rambut panjang dan memiliki sayap. Usianya yang 200,000 tahun membuatnya tidak mungkin sebagai hasil karya manusia. Biar tau aja, manusia baru berkembang mulai dari 170,000 tahun yang lalu. 30,000 tahun ? bukankah selisih waktu yang sangat jauh? inilah yang membuat kita penasaran tentang makhluk/peradaban yang membuat patung ini.
Banyak yang menghubungkannya dengan dewa-dewa peradaban kuno seperti dewanya orang sumeria, annunaki. Namun, pendapat itupun belum memiliki bukti yang mendukung. Yang jelas patung ini masih menyimpan dengan ketat misterinya dan tidak mengizinkan kita untuk membukanya. [weekly world news-modf.]
Ketika gelombang kejut badai matahari menerpa gelembung magnetik pelindung bumi akan menciptakan partikel yang sangat energik dijuluki "pembunuh elektron" yang berbahaya. Selama badai matahari, jumlah elektron pembunuh dalam sabuk radiasi tumbuh setidaknya 10 kali. European Space Agency telah membantu memikirkan bagaimana partikel pembunuh ini tercipta dan dapat membantu untuk secara lebih baik melindungi satelit dan astronot. Elektron pembunuh - itulah sebutan para ilmuwan - sangat energik berupa partikel bermuatan yang terperangkap di luar sabuk radiasi bumi yang membentang 12.000 km hingga 64.000 km di atas planet kita. Seperti namanya, partikel-partikel energik ini cukup untuk menembus pelindung satelit, dan berpotensi merusak.
Pada 7 November 2004, matahari mengeluarkan banyak badai ke arah di bumi. Badai itu terdiri dari gelombang kejut diikuti oleh awan magnet besar. Pengukuran Cluster telah membantu para ilmuwan memilih penjelasan bagaimana pembunuh elektron tercipta. Dua kemungkinan yang diusulkan elektron yang dipercepat oleh gelombang, dengan satu metode bergantung pada frekuensi sangat rendah (VLF) yang berada di jangkauan 3-30 kHz , yang lain pada frekuensi ultra rendah (gelombang ULF), di jangkauan 0,001-1 Hz. "Baik VLF dan gelombang ULF mempercepat elektron dalam sabuk radiasi bumi, tapi dengan skala waktu yang berbeda. Gelombang ULF jauh lebih cepat daripada VLF, karena amplitudo mereka jauh lebih besar," kata Qiugang Zong dari Universitas Peking dan Lowell dari University of Massachusetts , penulis utama penelitian yang menjelaskan proses itu. Penelitian ini dijelaskan dalam edisi terbaru Journal of Geophysical Research.
Cluster data menunjukkan bahwa proses dua langkah menyebabkan kenaikan substansial electron pembunuh, akselerasi awal adalah karena guncangan kuat medan magnet yang berkaitan dengan kompresi. Segera setelah dampak, medan magnet bumi mulai bergoyang-goyang di frekuensi rendah. Pada gilirannya, gelombang ULF ditemukan secara efektif mempercepat benih elektron yang disediakan oleh langkah pertama, untuk menjadi pembunuh elektron.[ito-scientificcomputing.com-modf.]
Meski bisa dijelaskan secara ilmiah, fenomena bencana 2012 tetap tak bisa dilepaskan kaitannya dari ramalan kuno. Apakah benar 2012 sebuah awal baru umat manusia? Kiamat 2012 juga tercantum di kalender suku Maya, yang disebut “Long Count Calendar”. Bangsa yang menghuni benua Amerika tersebut telah musnah, namun sisa penanggalan mereka masih bisa diakses. Berdasarkan penaggalan Maya, kehidupan saat ini akan berakhir pada hari terakhir Baktun ke-13. Pada kalender masehi, hal tersebut berarti 21 Desember 2012. Bangsa Maya menyebut periode 20 tahun Baktun ke-13 (1992-2012) sebagai periode regenerasi bumi atau pemurnian bumi.
Pada tahun 775, seorang biksu Maya memprediksikan setelah 1991, akan terjadi dua fenomena besar. Yakni kewaspadaan kosmik bagi umat manusia serta pemurnian atau regenerasi planet biru ini. Beberapa meyakini, Great Seal of the United States menjelaskan ramalan ini. Segel itu bisa terlihat pada lembaran dolar AS. Di bagian belakangnya terdapat piramida 13 tingkat dengan gambar mata di puncaknya. Besar dugaan simbol ini berarti kebangkitan umat manusia setelah Baktun ke-13. Pada 2007, seorang ilmuwan proyek di ICESat mission milik Badan Antariksa AS (NASA), Dr H Jay Zwally, memperkirakan seluruh es di Laut Arktik meleleh pada 2012. Ilmuwan lain seperti Dr Habibullo Abdussamatov dari Pulkovo Astronomical Observatory di Rusia meramalkan pada 2012, bintik matahari akan membawa bumi pada awal zaman es hingga pertengahan abad mendatang.
Beberapa meyakini, pada tahun itu bumi akan bertabrakan dengan sebuah planet bernama Nibiru. Namun, keberadaan planet itu lebih erat kaitannya dengan mitos Sumeria ketimbang sebuah produk observasi astronomi. Tetap harus dikagumi kemampuan bangsa Maya untuk mengungkapkan sesuatu, 2.000 tahun sebelum komputer diciptakan. Bahwa 21 Desember 2012 akan menjadi akhir dari rotasi bumi, setelah sebuah siklus yang berlangsung hampir 26 ribu tahun. Pada titik balik tertinggi matahari di musim dingin 2012, matahari akan berada tepat di Celah Gelap (Dark Rift) galaksi Bima Sakti. Beberapa ahli astronomi mengartikan posisi galaksi ini sebagai terbukanya pintu ke surga dari bumi. Kenyataan atau mitos, ramalan mengenai 2012 selalu menjadi sebuah kesempatan yang baik bagi umat manusia untuk mengkaji kembali nasib-nya. Yang jelas, para ahli saat ini sedang sibuk mencari tahu bagaimana matahari pada 2012 mendatang. Mulai dari posisinya hingga efek yang ditimbulkan terhadap bumi ketika itu. [Vina Ramitha-modf.]
Ekspedisi bersama Indonesia-Amerika Serikat di lautan dalam di perairan Sangihe, Sulawesi Utara, berhasil memetakan sebuah gunung bawah laut. Penelitian dengan sonar multicahaya kapal penelitian Okeanos milik NOAA ini menemukan gunung ini memiliki ketinggian sampai 10 ribu kaki atau lebih dari 3.000 meter. Kamera yang dikendalikan dari jarak jauh oleh kapal tersebut mengambil gambar dengan definisi tinggi (high definition) di kawasan Kawio Barat yang mengacu pada wilayah perairan barat Kepulauan Kawio, Kabupaten Sangihe. Para ilmuwan memilih Kawio Barat sebagai target pertama untuk ekspedisi ini berdasarkan informasi dan data satelit yang dikumpulkan oleh sebuah tim gabungan Indonesia-Australia pada 2004. Unsur-unsur bawah laut yang berlimpah menjadi target awal yang ideal untuk menyesuaikan perangkat dan teknologi di dalam kapal yang digunakan dalam pelayaran perdana ini. Para ilmuwan ekspedisi ini berharap peta dan video yang dihasilkan akan membuka jalan bagi para peneliti lain untuk menindaklanjuti temuan awal yang mereka peroleh.
“Ini adalah sebuah gunung berapi yang besar dan lebih tinggi daripada semua gunung di Indonesia kecuali tiga atau empat lainnya, dan menjulang lebih dari sepuluh ribu kaki dari dasar laut di dalam perairan dan terletak di kedalaman lebih dari 18 ribu kaki,” kata Jim Holden, Ketua Ilmuwan AS untuk misi awal ekspedisi bersama ini, dan seorang ahli mikrobiologi dari University of Massachusetts di Amherst, yang turut serta dalam ekspedisi dari Exploration Command Center di Jakarta, Indonesia. Untuk dibandingkan, Gunung Semeru yang tertinggi di Pulau Jawa memiliki ketinggian 3.676 meter di atas permukaan laut. Namun ketinggian ini diukur berdasarkan level permukaan laut, bukan dari dasar lembah dari gunung. Sementara ketinggian gunung bawah laut yang ditemukan di Sangihe ini diukur dari lembahnya.
Banyak ilmuwan yang bekerja dari wilayah pesisir dengan menggunakan model eksplorasi lautan dengan siaran video langsung jarak jauh (telepresence). Holden dan para ilmuwan lainnya di Exploration Command Centers di Jakarta dan Seattle terhubung dengan Okeanos Explorer secara langsung melalui satelit dan jalur internet berkecepatan tinggi, dan dapat terhubung dengan awak kapal untuk menuntun jalannya ekspedisi. Para ilmuwan Indonesia dan AS yakin bahwa dengan menyelidiki lautan yang belum pernah tereksplorasi sebelumnya maka akan banyak fenomena baru yang diperoleh dan informasi yang didapat untuk menambah pemahaman kita tentang ekosistem dan pengasaman laut serta dampak perubahan iklim.
“Keprihatinan yang berkaitan dengan laut, termasuk keamanan pangan dan perlindungan ekosistem laut yang mendukung perikanan, berdampak pada banyak negara termasuk Indonesia – sebuah negara yang terdiri dari 17.000 kepulauan,” kata Sugiarta Wirasantosa, ilmuwan utama Indonesia untuk ekspedisi bersama dan ketua tim periset Indonesia pada Badan Riset Kelautan dan Perikanan. “Untuk memahami dan mengelola hal-hal seperti itu, kita harus lebih dulu melakukan eksplorasi. Itulah alasan mengapa ekspedisi ini begitu penting," ujarnya.
Sejauh ini, Okeanos Explorer telah memetakan 2.400 mil persegi dasar laut di Indonesia, wilayah yang luasnya setara dengan luas Delaware. Pada pertengahan Juli, kapal riset dan perikanan milik Indonesia Baruna Jaya IV akan memetakan lebih banyak dasar laut dan menempatkan peralatan di kepulauan Kawio sebelum kedua kapal bertemu di Pelabuhan Bitung. Mereka akan dikerahkan kembali pada 21 Juli untuk terus mengeksplorasi lebih banyak lagi lautan yang belum terjamah dekat gugus kepulauan Sangihe dan Talaud. Ekspedisi tersebut akan rampung pada 14 Agustus. “Ini sangat mirip seperti memecahkan teka-teki,” kata Holden. “Pertama-tama kami memetakan dasar laut, dan jika kami melihat sesuatu yang menarik, ilmuwan yang berada di darat dan staf yang berada di kapal menghentikan kapal untuk meletakkan lebih banyak alat sensor dan sistem di air," katanya.
Investigasi pendahuluan ini mencakup penempatan robot bawah air yang dinamai ROV, atau remotely-operated vehicle, di mana seorang pilot yang berada di kapal mengendalikan ROV yang berada jauh di bawah laut. ROV tersebut merupakan sebuah sistem berbadan dua yang dapat menyelam hingga ke kedalaman 13.000 kaki, dan apabila lampu dan kamera video berdefinisi tinggi di kedua instrumen dinyalakan, akan dapat dilihat langsung oleh ilmuwan di darat. Misi NOAA adalah untuk memahami dan memprediksi perubahan-perubahan di lingkungan di muka bumi, mulai dari dasar laut hingga permukaan matahari, serta melindungi dan mengelola sumber daya pesisir dan laut. [vivanews-modf.]
Stephen Hawking mengingatkan agar manusia tidak berhubungan dengan alien. Beberapa percaya argumen fisikawan terkenal ini, namun ada juga yang mengkritik tajam. Hawking berspekulasi bahwa beberapa alien hidup berpindah-pindah di pesawat UFO setelah planet mereka mengalami kekeringan sumber daya. Mereka harus berpindah dari stasiun bahan bakar satu ke tempat yang lain. Bumi, menurut Hawking, tidak melakukan apapun untuk menghalangi kunjungan tersebut. Jika alien mungkin mengunjungi kita, saya rasa kedatangan ini akan banyak kemiripan dengan pendaratan Christoper Columbus di Amerika yang ternyata tidak baik bagi penduduk Amerika asli, katanya.
Journal of Cosmology menggabungkan tanggapan dari para ilmuwan. Blair Csuti, ahli biologi dari Oregon State University, membela keterangan Hawking. Ia berargumen bahwa prinsip evolusi akan memiliki kemiripan dengan kehidupan yang terjadi di bumi, salah satunya adalah perilaku menjaga diri. Aliens akan mengunjungi planet yang baru ditemukan, bumi misalnya, dan akan menjadi tempat bagi kepentingan mereka di atas para penduduk yang tidak canggih ini. Robert Ehrlich, seorang psikolog di George Mason University setuju alien mungkin merupakan Robot yang dapat beradaptasi dengan proses mental yang menggambarkan apa yang diinginkan oleh pengirim mereka. Selain itu, Chandra Wickramasinghe dari Cardiff University di Inggris dan BG Sidharth di BM Birla Science Centre di India menilai invasi alien ini dari makhluk-makhluk ukuran kecil.
Mereka berargumen bahwa serangan tersebut tidak akan datang dari pihak asing berwarna hijau, namun lebih condong pada mikroba patogen yang dapat menginfeksi kehidupan di bumi. Saat Columbus perang dengan bangsa Indian, ini bukan dengan senjata yang canggih dalam menyerang penduduk, tapi karena penyakit, kata Sidharth. Randy D Allen, ahli biologi dari Oklahoma State University berargumen bahwa spesies yang cukup pintar dapat mengembangkan komputer kuantum dan akhirnya mentransfer kecerdasan mereka ke dalam komputer tersebut. GianCarlo Ghirardi, seorang fisikawan di University of Trieste di Italia, mempertanyakan soal mengapa alien cerdas tersebut harus diberikan pembahasan negatif.
Jika alien yang digambarkan Hawking mirip manusuia, kemudian saya merasa optimis, dalam arti tertentu, bahwa ketika perkembangan ilmiah seharusnya juga diikuti perkembangan etis, dan mereka mungkin mengerti soal nilai kehidupan, tulisnya. Stephen Freeland, seorang astrobiologis di University of Hawaii tidak mengecam apakah alien akan bersifat antagonis atau tidak. Sebaliknya, dia mengecam Hawking yang tidak menunggu giliran. Pengetahuan ilmiah sedikit berbeda dari opini ilmuwan terkenal, tulisnya. Ia menambahkan konferensi ilmiah Astrobiologi tahunan digelar pada minggu yang sama dengan program TV Hawking. Saya ragu bahwa ada di antara astrobiologis akan memberikan opini soal evolusi dan awal alam semesta, sementara profesor Hawking tidak hadir. [ito-Ellyzar Zachra PB-modf.]