Sejak tahun 2008, Pemerintah Indonesia membangun jaringan kabel serat optik bawah laut berbentuk cincin dan terintegrasi dari Sumatera hingga Papua. Itulah yang kemudian dikenal dengan sebutan Palapa Ring.
Palapa Ring dibangun untuk memudahkan dan memurahkan komunikasi sambungan langsung jarak jauh, penetrasi telepon di Indonesia, dan pengaksesan internet di setiap tempat di pelosok Tanah Air.
Jadi Palapa Ring memiliki nilai sangat strategis untuk mempercepat pembangunan prasarana telekomunikasi di wilayah Indonesia bagian timur. Selama ini pengembangan sektor telekomunikasi di kawasan timur memang tidak mudah. Selain karena wilayahnya sangat luas, juga karena kondisi kepulauan yang terdiri atas ribuan pulau besar dan kecil.
Kepala Pusat Informasi dan Hubungan Masyarakat Departemen Komunikasi dan Informasi Gatot S Dewobroto menyatakan megaproyek Palapa Ring di wilayah timur atau jilid 2 yang diresmikan Presiden Susilo Bambang Yudhoyono pada 30 November 2009 dijadwalkan selesai akhir tahun ini. Jika jaringan Palapa Ring kelak terwujud, setiap ibu kota 440 kabupaten/kota di Indonesia akan saling terhubung dengan serat optik yang merupakan jalur telekomunikasi paling efisien.
Dia mengemukakan proyek Palapa Ring untuk membangun dan mengoperasikan jaringan tulang punggung pita lebar nasional yang terdiri atas ring (cincin) serat optik yang mengelilingi pulau-pulau utama dengan satu ring nasional menghubungkan keseluruhan ring.
Proyek Palapa Ring adalah contoh pertama proyek jaringan infrastruktur fiber optik yang diterapkan melalui mekanisme kemitraan pemerintah dan swasta di Indonesia. Proyek Palapa Ring semula dirancang berdasar studi kelayakan untuk menentukan desain optimum berkait dengan kondisi trafik telekomunikasi pada masa datang. Total panjang serat optik kabel laut itu 35.280 km dan 20.737 km kabel serat optik inland (di daratan). Kebutuhan investasi 1.517 miliar dolar AS atau setara Rp 13.653 triliun. “Sekitar 15.000 km kabel serat optik telah dibangun beberapa operator, yakni PT Telkom, PT Excelcomindo, PT Indosat, dan PT Comnet Plus. Diharapkan jaringan itu terintegrasi dengan proyek Palapa Ring,” katanya.
Dia menyatakan kebutuhan serat optik yang masih sangat panjang yang harus segera dibangun menuntut konsep jaringan nasional pita lebar secara komprehensif yang berkapasitas besar. Jadi biaya per Mbps lebih murah serta merupakan jaringan nasional terpadu yang terintegrasi dengan jaringan eksisting.
“Perkembangan lebih lanjut, desain jaringan Palapa Ring akan fleksibel. Kelak, pelaksana proyek diberi keleluasaan menentukan desain yang paling efisien, sepanjang memenuhi koridor teknis yang ditetapkan pemerintah,” ujar dia.
Hal itu tentu akan berdampak terhadap biaya pembangunan dan pengoperasian Proyek Palapa Ring. Sejauh ini sudah ada lima calon investor yang secara formal menyatakan tertarik (dengan menyampaikan letter of intent) proyek tersebut. Mereka adalah PT Bakrie Telecom, PT Wireless Indonesia, PT Telkom, PT Aqela Communications, dan PT Potensi Bumi Sakti.
Jaringan yang bakal dibangun di kawasan timur itu meliputi Manado-Bitung (58 km), Bitung-Ternate (303,3 km), Ternate-Sorong (658,5 km), Sorong-Ambon (722,8 km), dan Ambon-Kendari (778,5 km). Selanjutnya Kendari-Kolaka (192 km), Kolaka-Watampone (156,3 km), Watampone-Bulukumba (157 km), dan Bulukumba-Makassar (194 km).
Proyek Palapa Ring adalah upaya mempersatukan keseluruhan wilayah negeri ini melalui jaringan yang bertumpu pada penggunaan serat optik. Ya, serat optik sesungguhnya bakal mempersatukan Indonesia. Penulis : Amien Nugroho dari berbagai sumber
Tidak ada komentar:
Posting Komentar