Minggu, 03 Januari 2010
Membayangkan Planet Bumi Tanpa Atmosfer
Seandainya tiba-tiba saja atmosfer bumi menghilang barangkali warna langit akan berubah menjadi hitam-kelam walaupun di siang hari bolong dan mungkin benda-benda langit semacam meteor atau asteroid pun akan berjatuhan ke permukaan bumi menimpa manusia. ‘’Bahaya” itu dapat dijelaskan, bahwa dengan menghilangnya atmosfer bumi maka sinar X dan ultra ungu (ultra violet) akan bebas menghujani permukaan bumi, serta merusak semua sel-sel makhluk hidup. Yang lebih tragis lagi, suhu di permukaan bumi naik sehingga air laut, air danau, dan air sungai “mendidih”. Gunung es di kutub Bumi pun mencair. Ini semua disebabkan sinar infra merah yang tanpa ampun membakar seluruh benda yang ada di permukaan bumi. Namun sampai saat ini keadaan tersebut masih bersifat prakiraan para ilmuwan, dan menjadi salah satu topik bahasan pada KTT Perubahan Iklim PBB di Kopenhagen, yang baru berakhir 18 Desember lalu. Lapisan atmosfer selama ini tetap berfungsi sebagai mantel yang melindungi kehidupan di Bumi. Tetapi para ilmuwan khawatir lapisan tersebut makin bertambah rusak bila tidak segera diadakan usaha preventif terhadap biang keladi penyebab kerusakan atmosfer Bumi. Yang dimaksud dengan atmosfer adalah lapisan-lapisan gas yang terdapat mulai dari permukaan bumi sampai pada ketinggian beberapa ratus kilometer di atas permukaan Bumi. Karena gaya tarik bumi semakin ke atas semakin kecil, maka konsentrasi gas ini paling padat pada permukaan laut atau tempat paling rendah. Gas-gas ini walaupun hampir tidak kelihatan, faktanya mempunyai berat. Karena gas-gas ini saling tumpang tindih, maka yang paling bawah (di permukaan laut) akan mendapat tekanan yang paling besar. Tekanan di permukaan laut ini disebut satu atmosfer. Dengan lain kata lain, semakin ke atas tekanan semakin kecil. Lapisan atmosfer yang tebalnya beberapa ratus kilometer itu terisi 78% nitrogen, 21% oksigen, dan sisanya yang 1% terdiri atas berbagai gas seperti argon, karbondioksida, neon, helium, kripton, hidrogen, xenon, dan ozon (O3). Sebenarnya lapisan atmosfer merupakan sumber tenaga alam yang sangat potensial. Karena tempat-tempat di Bumi ini tidak sama suhunya, maka timbullah angin. Sampai sekarang para ilmuwan sudah mulai memikirkannya untuk dikonversi menjadi tenaga listrik. Namun sering angin itu datang secara mendadak dengan kecepatan sampai beberapa ratus kilometer per jam yang mengakibatkan angin topan. Karena panas, maka air laut pun menguap dan mengembang ke atas. Terjadilah geseran-geseran, maka uap air menjadi awan mengandung muatan listrik dengan tegangan jutaan volt. Manusiapun hanya bisa gigit jari, karena belum sanggup untuk menyadap tenaga murah itu yang akhirnya terbuang percuma menjadi sambaran petir. Atmosfer dikenal dengan beberapa lapisan. Lapisan yang paling bawah disebut troposfer yang tingginya sampai sekitar 15 km di atas khatulistiwa dan 10 km di atas kutub. Pada lapisan teratas troposfer suhunya akan turun 6,5 derajat Celsius setiap naik 1 km. Pada lapisan teratas troposfer suhunya dapat mencapai 40 derajat di bawah nol, jadi pada ketinggian lebih satu kilometer uap air atau awan sudah berubah menjadi kristal es. Badan pesawat terbang akan berlubang bila menabrak lapisan kristal ini. Lapisan yang kedua yaitu stratosfer yang tingginya sampai 50 km. Pada mulanya suhu naik sampai sekitar nol untuk kemudian turun dengan pesat sampai sekitar 80 derajat Celsius di bawah nol setelah mencapai lapisan ketiga, mesosfer yang ketinggiannya sampai 85 km. Pada lapisan keempat, termosfer ketinggiannya sampai beberapa ratus kilometer, suhunya menanjak sampai 1.000 derajat Celsius. Memang suatu tempat yang tidak nyaman untuk tempat tinggal. Atmosfer yang kadang-kadang sangat ganas itu masih sempat beramal kepada semua makhluk di Bumi. Atmosfer memberi kehidupan bagi manusia. Langit akan kelihatan biru dan penuh warna-warni di waktu fajar maupun senja hari. Benda-benda langit atau meteor bahkan kadang-kadang satelit buatan manusia hanya sedikit yang boleh terjun bebas ke Bumi, selebihnya telah terbakar habis. Dengan demikian atmosfer merupakan tameng (perisai) yang utama bagi bumi dan makhluk hidup yang berada di atasnya. Jasa besar atmosfer lainnya adalah “menyeleksi” radiasi yang datang dari matahari ataupun dari kosmos, sehingga sinar-sinar yang nyaman saja yang boleh sampai ke Bumi. Atmosfer membangun jendela-jendela kecil sehingga sinar-sinar yang perlu bagi manusia saja yang dia sampaikan. Dan atmosfer pulalah yang memberi oksigen kepada semua makhluk untuk bernapas tanpa bayar. Masih banyak lagi jasa-jasa atmosfer yang telah diberikan kepada bumi dan seisinya. Namun kasih sayang yang telah atmosfer berikan tanpa pamrih itu telah dikotori manusia dengan menyemburkan gas-gas polutan seperti karbon dioksida ke atmosfer. Polusi udara dapat didefinisikan sebagai suatu keadaan atmosfer di mana terbentuk gas atau subtansi yang konsentrasinya di atas keadaan normal, sehingga dapat menyebabkan keracunan atau kerugian terhadap manusia, binatang, tanaman atau material. Polusi ini dapat disebabkan alam maupun perbuatan manusia. Polusi yang disebabkan oleh alam dapat berupa debu yang diterbangkan angin, debu vulkanik, kebakaran hutan, semprotan laut, reaksi-reaksi kimi yang terjadi di alam dan sebagainya. Menurut para ilmuwan, produksi polusi ini setiap harinya sekitar 10 juta ton atau lebih. Menambah Jumlah Semenjak diketemukan mesin uap yang pertama beberapa ratus tahun lalu, maka umat manusia mulai menambah jumlah polusi ini dan semakin lama polusi ini makin bertambah dengan bermacam-macam bentuk. Polusi yang timbul oleh ulah manusia dapat berbentuk mineral dan partikel organis yang timbul ketika membangun gedung-gedung, jalan raya, pabrik-pabrik dan sebagainya. Pada peristiwa pembakaran seperti pembakaran minyak, batu bara, polusi yang ditimbulkan oleh kendaraan bermotor dan sebagainya akan menimbulkan polutan (bahan polusi) seperti oksida belerang, oksida nitrogen, karbon monoksida, asap, uap, partikel-partikel oksida logam dan bau-bauan. Setelah penemuan tenaga nuklir, maka timbul pula bentuk polusi yang lain seperti debu radio aktif dan limbah radio aktif. Masih banyak lagi bentuk-bentuk polusi yang ditimbulkan manusia seperti industri-industri metalurgi, petrokimia, aktivitas pertanian, larutan (pengecatan yang menggunakan spray, pengeringan) dan pembakaran-pembakaran lainnya. Menurut perhitungan Intergovernmental Panel on Climate Change (IPCC) yang diumumkan akhir November 2009, polusi yang disebabkan oleh manusia sekitar 700 ribu ton setiap harinya. Jumlah ini semakin bertambah, karena penemuan-penemuan baru dibidang teknologi tinggi. Polusi meningkat setiap harinya, ilmuwan di negara-negara maju sudah mulai berupaya memonitor polusi ini secara sistematis dan ilmiah. Pengukuran-pengukuran dilakukan dengan pesawat terbang, roket, balon, satelit dan sebagainya. Penyebaran polusi ke seluruh lapisan atmosfer bumi dipelajari. Manusiapun mulai sadar pemakaian teknologi yang tidak terkontrol sama saja dengan membunuh diri secara perlahan. Pada dasarnya oksigen sangat dibutuhkan oleh semua makhluk hidup atau kehidupan. Terjadinya polusi dapat menyebabkan berkurangnya konsentrasi oksigen. Kekurangan oksigen beberapa menit akan membuat manusia menjadi pingsan bahkan menyebabkan kematian pada menit-menit selanjutnya. Pada umumnya zat penyebab polusi (polutan) masuk ke dalam tubuh makhluk hidup melalui proses pernafasan dan meresap kedal;am darah yang menyebabkan darah keracunan. Relatif Singkat Jumlah total polusi yang ditimbulkan oleh alam dan manusia, kalau dibandingkan volume atmosfer yang begitu luas, nampaknya belumlah berbahaya. Namun hal-hal uang tidak diinginkan bisa saja terjadi dalam waktu yang relatif singkat. Pada peristiwa penyemprotan zat-zat kimia seperti pada mesin jet yang berkecepatan tinggi, penyemprotan zat-zat antihama dan bahkan deodoran di rumah kita dapat menimkbulkan partikel halus yang naik ke udara lalu memakan ozon yang terdapat di atmosfer. Ozon sangat berjasa bagi manusia karena ozon menyerap sinar ultra violet yang datang dari matahari. Sinar ultra violet yang terlalu banyak akan menimbulkan penyakit yang berbahaya bagi manusia. Gas-gas karbon dioksida banyak terbentuk oleh alam maupun manusia dalam proses pembakaran. Telah ditemukan kenaikan gas ini karena pembakaran yang dilakukan manusia 10 miliar ton setiap tahunnya. Gas-gas ini akan sangat memengaruhi iklim di bumi. Penumpukan dan lamanya suatu polutan di suatu tempat di lapisan atmosfer akan menimbulkan gangguan cuaca. Karenanya mungkin saja atmosfer menjadi tidak adil ketika memberi hujan di permukaan bum, tapi malahan ada pula yang kebanyakan, sehingga menimbulkan banjir. Perubahan iklim menjadi tidak teratur dan bertambah sulit untuk meramalkannya. Pencarian sumber-sumber tenaga yang bebas polusi sedang giat dilakukan namun hasilnya belum memuaskan kalau dibandingkan keadaan tingkat teknologi polusi yang sekarang sedang berlangsung dengan pesatnya. Bagaimanapun juga lamban laun kalau teknologi yang bebas polusi belum ditemukan, atmosfer bumi akan penuh emisi polutan atau racun buatan manusia sendiri. Ada beberapa alternatif yang harus ditempuh manusia untuk mengatasi masalah pencemaran atmosfer bumi. Yang pertama dengan sekuat tenaga mencari teknologi baru yang bebas polusi, kedua adalah “kembali” ke zaman batu dan yang terakhir seperti keadaan sekarang ini. Penggunaan teknologi secara serakah sambil menunggu mati keracunan atau mati ditelan bencana alam yang disebabkan hasil kebudayaan manusia juga.
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar