Dalam rangka penyelenggaraan yang dicanangkan Menteri Negara Komunikasi dan Informatika, PT. Telekomunikasi Indonesia Tbk (Telkom) dan Asosiasi Warung Internet Indonesia (AWARI) hari ini (17/11) bertempat di Ruang Pasopati Kantor TELKOM STO Gambir Jakarta Pusat,
menandatangani perjanjian kerjasama penyediaan internet sehat melalui penyediaan Mirror DNS Nawala. Menurut Vice President Public and Marketing Communication Telkom, Eddy Kurnia, keberadaan intentet memang banyak memberikan keuntungan dan kemudahan, namun tidak dipungkiri pula bahwa kemajuan teknologi ini juga sarat dengan pengaruh negatif. TELKOM sebagai ISP (Internet Service Provider) terbesar di Indonesia peduli dan sangat mendukung terhadap program Internet Sehat yang dicanangkan Menkominfo, ujarnya. "Demi tumbuh kembang serta peningkatan kualitas generasi muda dan sebagai bagian dari program Corporate Social Responsibility (CSR) Telkom menyediakan DNS Nawala yang dapat menyeleksi konten internet," tambah Eddy Kurnia. DNS (Domain Name System) Nawala digunakan secara gratis oleh pengguna internet seluruh Indonesia yang membutuhkan konten terseleksi. Secara spesifik DNS Nawala akan mengurangi konten negatif yang tidak sesuai dengan peraturan perundangan, nilai agama, norma sosial, adat istiadat dan kesusilaan bangsa Indonesia seperti pornografi dan perjudian. Selain itu, DNS Nawala juga akan memblokir situs Internet yang mengandung konten berbahaya seperti malware, situs phising (penyesatan) dan sejenisnya. Perlindungan pengguna, terutama anak-anak menjadi perhatian utama TELKOM dalam penyediaan DNS Nawala. Dengan adanya DNS Nawala diharapkan Internet dapat menjadi tempat yang lebih aman dan nyaman agar masyarakat dapat memanfaatkan internet secara optimal untuk mempercepat kemajuan serta kesejahteraan. DNS Nawala sejak awal dirancang untuk menerima masukan langsung dari komunitas internet dan masyarakat umum yang menjadi pengguna fasilitas ini. Masukan inilah yang ditelah oleh Tim Nawala Project untuk menentukan apakah sebuah situs layak di filter atau tidak. Jadi pengguna internet dapat mengusulkan kandidat situs black list seandainya menjumpai konten negatif yang belum terblokir, terang Eddy Kurnia. DNS Nawala juga dapat dimanfaatkan untuk mereduksi (menghemat) konsumsi bandwidth hingga 30% akibat konten negatif tersebut. Konsumsi bandwidth yang tidak tepat guna dan kurang bertanggung jawab akan merugikan bangsa karena harus dibayarkan ke pihak luar dalam mata uang asing sehingga turut menguras cadangan devisa Nasional. Cara menggunakan fasilitas DNS Nawala ini cukup mudah yaitu dengan melakukan perubahan konfigurasi IP DNS komputer/server DHCP/Modem Router/Router ke alamat IP:
• 180.131.144.144 (primary)
• 180.131.145.145 (secondary)
Selanjutnya DNS tersebut akan berlaku sebagai perangkat saringan konten negatif. DNS Filtering juga dapat digunakan untuk akses Internet massal dan akan efektif apabila admin hanya membuka akses setiap query ke arah DNS Nawala. Sehingga pengguna akan dipaksa hanya menggunakan layanan DNS dari Nawala Project. Penyelenggara Jasa Internet juga dapat memanfaatkan fasilitas DNS Nawala sebagai nilai tambah untuk penggunanya, dengan cara menggunakan DNS Nawala yang ada di Telkom maupun dengan melakukan mirroring secara mandiri dengan konfigurasi any-cast terhadap DNS induk di Nawala Project. Di waktu yang akan datang, sebagai bagian dari tanggung jawab sosial perusahaan (Corporate Sosial Responsibility / CSR) Telkom akan mengembangkan dan menyediakan layanan yang memiliki kemampuan deep inspection filtering yang tetap bekerja di sisi provider, tidak di sisi pengguna. Di samping itu sebagai program INSANI (Internet Sehat dan Aman Indonesia), Telkom juga menyediakan layanan yang bekerja secara client-side dalam meminimalisir efek dari misuse of internet. Kombinasi kedua hal ini akan lebih mengamankan pengguna internet dari efek negatif dengan lebih optimal.