Google menolak memberlakukan teknologi pengenalan wajah karena menimbulkan gelombang komplain pada privasi yang kontroversial. Mesin pencari raksasa tersebut pernah menawarkan fitur pengenalan wajah melalui perangkat lunak
foto Picasa miliknya, yang mampu memindai gambar dan memberikan saran kecocokan dengan gambar lainnya yang memiliki unsur yang sama. Namun kemudian CEO Google Eric Schmidt menyampaikan tidak akan memberlakukan hal tersebut lebih jauh, “sangat penting untuk bisa melanjutkan inovasi, tetapi tidak jika mengganggu.” Dia mengatakan keputusan memperkenalkan teknologi tersebut dalam basis yang lebih luas tidak akan diambil.
“Pengenalan wajah adalah contoh yang bagus, apapun yang kami lakukan di area tersebut akan lembut, terencana dengan cermat, didiskusikan dan ditinjau ulang,” ujarnya kepada Financial Times. Dengan pengenalan wajah, maka muka yang terdeteksi dan bisa ditandai oleh tiap pengguna. Meskipun diputar foto bisa dikenali dengan level dan skala yang seragam dan dibandingkan dengan foto lainnya di database. Sistem kemudian menampilkan kecocokan yang ada. Ada banyak ketakutan terhadap teknologi tersebut yang bisa ditambahkan ke dalam tool Google Goggles yang diluncurkan tahun lalu. Teknologi tersebut mengizinkan orang mencari obyek tidak teranimasi, seperti Menara Eifel di internet dengan mengambil gambar awalnya melalui ponsel mobile.
Meskipun demikian, jika dikombinasikan dengan perangkat lunak pengenalan wajah maka pengguna bisa menggunakannya untuk mengidentifikasi orang asing di jalanan. Dalam teori, sangat mudah melacak informasi seseorang hanya dengan mengambil gambarnya. Ketika Goggles diluncurkan pada Desember 2009, juru bicara Google Anthony House menyampaikan, “Kami tidak menyetujui teknologi pengenalan wajah atau yang relevan. Kami juga belum mengimplementasikannya dalam Google Goggles karena ingin mempertimbangkan dampak privasi dan bagaimana fitur tersebut ditambahkan secara bertanggung jawab.”
“Jadi ketika seseorang mengunggah sebuah foto orang asing ke Goggle maka tidak akan ada proses untuk mengidentifikasi mereka dan pencarian akan menghasilkan pencarian yang sia-sia,” imbuhnya. Google juga menyatakan sudah membicarakan dengan pengacara privasi dan konsumen sebelum melakukan perubahan, meskipun ada sebagian orang menginginkan layanan semacam itu, tetapi raksasa teknologi tersebut tidak bisa. Google baru-baru ini dikritisi tentang perilakunya terkait privasi. Pekan ini perusahaan tersebut mengakui bahwa mobil Street View miliknya tanpa sengaja mengumpulkan data di jaringan wireless yang tidak terkunci. Perusahaan juga pernah diharuskan membuat perubahan terburu-buru terhadap teknologi Buzz karena mengungkapkan detil data pribadi penggunanya tanpa izin.[ito-Syamsudin Prasetyo-modf.]
Tidak ada komentar:
Posting Komentar