Menurut para ahli, badai paling kuat dan mematikan dapat dipengaruhi hanya dengan keberadaan makhluk paling kecil di laut yaitu plankton. Seperti dikutip dari Discovery News, plankton memiliki kemampuan untuk menentukan
apakah sekelompok badai tropis dapat berubah menjadi putaran badai raksasa dan mengarahkan badai tersebut menuju wilayah laut. Plankton berada di wilayah laut manapun. Mereka terkumpul dalam tubuh fotosintesis kecil yang memberi warna hijau pada biru laut dengan klorofil.
Bahkan di wilayah laut dalam di Pasifik utara ataupun samudera besar di Jepang dan California, juga terdapat plankton. Warna hijau pada air akan tertangkap cahaya dan terkena panas matahari di tempat yang dangkal. Selanjutnya, permukaan akan terjadi peningkatan temperatur dan membentuk kondisi badai utama. Sinar matahari mencurahkan cahayanya ke permukaan laut tapi air tetap tenang, lalu apa yang mempengaruhi badai ? "Kami menemukan bahwa samudra biru bisa mengurangi topan di barat laut Pasifik sekitar 70 persen," ujar penulis utama Anand Gnanadesikan dari National Oceanic and Atmospheric Administration.
Saat dilakukan simulasi, hanya sedikit badai yang terjadi di khatulistiwa di mana air cukup hangat untuk menopang mereka. “Anda hanya menemukan sedikit sekali topan di arah selatan Jepang dan China, serta menjadi lebih sedikit lagi di Vietnam dan Kamboja,” kata Gnanadesikan. Sedikitnya plankton di laut dapat mengirimkan badai 25% lebih besar di wilayah Hawaii. Hal ini disebabkan laut butuh waktu bagi panas matahari menyebar di permukaan dan berpengaruh pada suhu di atmosfer. Penguapan dan pembentukan awan di atas perairan khatulistiwa diperkuat sirkulasi atmosfer dan pergesesan angin yang menghambat badai di wilayah lintang utara.[ito-Ellyzar Zachra PB-modf.]
Tidak ada komentar:
Posting Komentar